REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Jumlah orang yang meninggal karena wabah virus Covid-19 di China daratan meningkat lagi menjadi 1.523 hingga Jumat (14/2) malam. Dalam keterangan yang dikutip pada Sabtu pagi, Komisi Kesehatan Nasional China mencatat ada 143 kematian sepanjang Jumat.
Jumlah kematian baru di Provinsi Hubei tengah, yang merupakan pusat wabah COVID-19, naik sebanyak 139 orang pada Jumat. Sebagian besar kematian baru itu terjadi di Ibu Kota Hubei, Wuhan, tempat virus itu diyakini berasal.
Di Wuhan, ada 107 lagi yang meninggal. Secara keseluruhan, jumlah kematian di Wuhan karena virus corona mencapai 1.123 orang.
Di seluruh China daratan, ada tambahan 2.641 orang terkena virus sehingga orang terinfeksi di seluruh China berjumlah 66.492.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Jumat (14/2) mengakui bahwa virus Covid-19 merupakan tantangan yang mendalam bagi negara itu. Namun, dia mengatakan, negara-negara lain tidak perlu bersikap berlebihan, terutama menghambat perdagangan, perjalanan, dan pariwisata.
"Epidemi secara keseluruhan di bawah kendali. Epidemi ini benar-benar mendadak. Itu telah membawa tantangan bagi China dan dunia," ujar sosok yang juga penasihat negara ini.
Beijing telah mengkritik Amerika Serikat (AS) khususnya karena mengambil langkah-langkah drastis pada virus corona tipe baru dengan melakukan pembatasan perjalanan pada pengunjung dari China. Negara ini menjadi yang pertama mengumumkan akan mengevakuasi warga dari Wuhan, kota di pusat penyebaran virus.
"Kami telah mengambil upaya pencegahan dan penjagaan yang sangat lengkap, upaya yang sangat komprehensif, sehingga saya tidak dapat melihat negara lain yang dapat melakukan ini," kata Wang.
Meski virus Covid-19 menjadi tantangan sulit, menurut Wang, China dapat mengatasinya. Dia pun menekankan, setiap negara pun pasti pernah dihadapkan dengan tantangan yang hampir serupa.