REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan para pengembang properti turut memerhatikan aspek sosial dalam membangun hunian baru bagi masyarakat. Ia mengarahkan agar pengembang mengedepankan budaya kebersamaan untuk menghindari penyebaran paham-paham radikal.
"Konsep pengembangan perumahan milenial dengan mengedepankan budaya kebersamaan, saling mengawasi dan religiusitas perlu dipertahankan, sehingga potensi pengembangan paham-paham yang menyimpang, radikalisme, dapat dicegah untuk muncul," kata Wapres saat membuka Indonesia Properti Expo (IPEX) Tahun 2020 di JCC Senayan Jakarta, Sabtu.
Wapres juga meminta para pengembang tidak hanya mengutamakan konsep modernitas dalam membangun hunian baru bagi para milenial. Kondisi lingkungan juga harus diperhatikan dalam proses pembangunannya.
Selain itu, pembangunan juga harus memerhatikan analisis dampak lingkungan (amdal). Wapres pun meminta para pengembang menciptakan hunian dengan sanitasi dan air bersih, khususnya bagi perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Saya minta kepada para pengembang perumahan, baik untuk MBR maupun non-MBR, harus memperhatikan ketersediaan air bersih dan sistem sanitasi yang baik dalam pembangunan rumah," ujarnya.
Instalasi air bersih dan sanitasi itu, menurut Wapres, turut mempengaruhi kualitas pertumbuhan balita dan anak-anak yang tinggal di perumahan tersebut, khususnya dalam upaya menurunkan angka kekerdilan pada anak atau stunting. Dengan ambisi Pemerintah untuk menurunkan angka stunting nasional dari 27,67 persen di 2019 menjadi 14 persen di 2024, Wapres berharap para pengembang dapat turut berpartisipasi dalam mewujudkan target tersebut.
"Ketersediaan air bersih dan sistem sanitasi yang baik berpengaruh pada risiko stunting yang harus kita tekan bersama angkanya untuk kebaikan generasi yang akan datang. Oleh karena itu, kita semua harus membantu termasuk juga program penyediaan rumah yang mengarah untuk memperkecil stunting," ujarnya.