REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lion Air Group menyambut kepulangan 18 awak pesawat Batik Air Airbus 330-300 CEO yang tergabung dalam misi kemanusiaan pemulangan 238 WNI dari Wuhan, Cina ke Indonesia. Para awak pesawat itu pun telah menjalani masa observasi selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau dan dinyatakan sehat.
Acara penyambutan itu dilakukan di kantor Lion Air Group Simulator, Jakarta Timur, Sabtu (15/2) sekitar pukul 16.00 WIB. Masing-masing awak pesawat itu mendapatkan sertifikat dan pengalungan bunga sebagai simbol penghargaan atas apa yang telah dilakukan.
Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada 18 awak pesawat Batik Air yang sudah bersedia untuk terlibat dalam misi kemanusiaan tersebut. Edward menilai, misi kemanusiaan itu tidak akan berjalan jika para awak menolak untuk ikut terlibat.
"Pertama kita ucapkan terima kasih kepada pemerintah dan paling berharga kalian tak ada penolakan sama sekali dan kalian siap, itulah mungkin yang jadi hal penting. Kalau kalian bilang tidak, mungkin ini enggak akan jalan," kata Edward dalam sambutannya di lokasi, Sabtu (15/2).
Edward menuturkan, perusahaan telah menjanjikan penghargaan yang lebih tinggi terhadap 18 awak pesawat itu. Namun, ia mengaku, pihaknya belum dapat menyampaikan dalam bentuk apa penghargaan itu akan diberikan.
"Saya yakin dan percaya atas yang kalian lakukan management tidak akan diam, tapi saya belum bisa katakan hal apa yang akan diberikan, tapi saya pastikan kalian akan menerima sesuatu yang monumental dari perusahaan nanti saya akan bicarakan kepada Capt Luthfie," ujar Edward.
Dia mengungkapkan, saat pemerintah mengundang pihak Lion Air Group terkait adanya misi kemanusiaan ini, pihaknya dengan tegas menyatakan kesiapan. Sebab, kata dia, Batik Air memang telah memiliki izin operasional untuk terbang ke Cina.
"Yang kedua konteks kaitannya dengan jumlah, kami punya pesawat yang memang siap untuk mengangkut sejumlah itu. Karena itu langsung kita jawab siap," papar dia.
Menurut Edward, penunjukan itu merupakan sebuah bentuk apresiasi terhadap Lion Air Group. Edward menyebut, hal ini menjadi bukti bahwa pemerintah percaya kepada pihaknya mampu menyelesaikan misi kemanusiaan dengan baik.
"Artinya, kami diberi kepercayaan itulah sesuatu apresiasi buat kami dari pemerintah bahwa kami dianggap mampu melakukan misi ini dengan baik. Itu sebuah apresiasi, dan ini semua berlaku juga aturan-aturan komersial yang lain, dalam konteks izin rute, itu kami lakukan secara profesional," imbuhnya.
Sementara itu, jelas dia, tidak ada indikator khusus ataupun syarat tertentu dalam pemilihan 18 awak pesawat yang tergabung dalam misi kemanusiaan itu. Edward mengatakan, mereka adalah kru aktif yang memang tulus melaksanakan misi.
"Ada ketentuan-ketentuan, protokol-protokol yang sudah disusun bersama pemerintah dalam rangka memproteksi mereka dalam melakukan tugas ini. Jadi enggak ada perasaan takut sebagaimana yang tadi kita dengar, mereka melakukannya dengan tulus tanpa bertanya, mereka siap berangkat," tutur Edward.