Sabtu 15 Feb 2020 09:09 WIB

Kemenpora Berduka Atas Wafatnya Tati Sumirah

Sesmenpora mengucapkan turut berduka cita atas Wafatnya Tati Sumirah.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Didi Purwadi
Pemakaman pebulutangkis Tati Sumirah di TPU Rawamangun, Jakarta, Jumat (14/2).
Foto: Dok Humas Kemenpora
Pemakaman pebulutangkis Tati Sumirah di TPU Rawamangun, Jakarta, Jumat (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI melalui Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya salah satu legenda bulutangkis Indonesia Tati Sumirah. Gatot datang langsung menuju rumah duka di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Jumat (14/2).

Di lokasi, Gatot bertemu keluarga dan ikut berbela sungkawa. Sesmenpora pun ikut menyalatkan dan mengantarkan almarhum ke pemakaman. 

''Saya pribadi dan mewakili keluarga besar Kemenpora mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya almarhum ibu Tati Sumirah. Beliau adalah salah satu legenda dan pahlawan bulutangkis Indonesia. Banyak prestasi-prestasi besar yang dilahirkan oleh almarhum Tati Sumirah untuk mengharumkan bangsa ini,'' kata Sesmenpora.

photo
Pemakaman pebulutangkis Tati Sumirah di TPU Rawamangun, Jakarta, Jumat (14/2).

Tati Sumirah bersama lima pebulutangkis lainnya sukses mempersembahkan Piala Uber untuk pertama kali bagi Indonesia. Mereka menundukkan Jepang dengan skor 5-2.

Karier bulu tangkis Tati Sumirah sampai pada puncaknya saat menjadi salah satu skuad Indonesia pada kejuaraan Piala Uber 1975. Tati menjadi satu-satunya tunggal putri yang menyumbangkan poin untuk Indonesia. 

Tim Uber Indonesia juga menjadi juara Piala Uber untu kali pertamanya setelah mengalahkan Jepang yang berstatus sebagai juara bertahan. Pada final Piala Uber yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, 6 Juni 1980 itu.

Indonesia menang 5-2 atas Jepang. Lima tahun setelahnya, Tati Sumirah juga meraih medali perunggu dalam ajang Kejuaraan Dunia 1980.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement