Senin 17 Feb 2020 00:57 WIB

WNI di Kapal Pesiar Diamond Princess Selesaikan Karantina

WNI di kapal pesiar Diamond Princess dalam kondisi sehat.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
WNI di Kapal Pesiar Diamond Princess Selesaikan Karantina. Beberapa penumpang kapal pesiar Diamond Princess tampak di jendela saat berlabuh di Pelabuhan Yokohama untuk mengisi perbekalan di Yokohama, Jepang.
Foto: Kenzaburo Fukuhara/Kyodo News via AP
WNI di Kapal Pesiar Diamond Princess Selesaikan Karantina. Beberapa penumpang kapal pesiar Diamond Princess tampak di jendela saat berlabuh di Pelabuhan Yokohama untuk mengisi perbekalan di Yokohama, Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Terdapat 78 awak kapal asal Indonesia di kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di pelabuhan Yokohoma, Jepang. Mereka kini dalam kondisi sehat dan memilih menyelesaikan masa karantina yang akan berakhir Rabu (19/2). Beberapa negara sudah berencana melakukan evakuasi warganya dari kapal tersebut.

"Sejauh ini mereka memilih menyelesaikan masa karantina," ujar Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (16/2).

Baca Juga

Faiza mengatakan, kini semua WNI yang berada di kapal yang mengangkut 3.600 orang itu dalam kondisi baik dan sehat. "Kondisi mereka baik dan sehat sembari terus bekerja," katanya.

Setiap hari, seluruh penumpang dan awak kapal di kapal pesiar tersebut melakukan pemeriksaan medis untuk pengecekan kondisi jiwa dan raga oleh otoritas kesehatan yang berwenang di Jepang. Hingga kini, di kapal tersebut sudah tercatat 355 orang positif terpapar virus corona baru.

Sejak 5 Februari 2020, kapal tersebut dikarantina karena terdapat satu penumpang dari Hong Kong yang berlabuh positif virus corona. Seiring berjalannya waktu, pejabat terus menemukan infeksi baru di antara para penumpang kapal dan anggota kru. Mereka awalnya dibawa ke rumah sakit Jepang, namun yang lain telah diinfokan untuk tinggal di dalam kabin masing-masing selama periode 14 hari karantina.

Kapal pesiar tersebut tiba di lepas pantai Jepang pada awal Februari. Di dalamnya terdapat 3.600 penumpang dan kru dari lebih dari 50 negara. Amerika Serikat (AS), Hong Kong dan Kanada berencana mengevakuasi warganya yang berada di kapal tersebut. AS, Kanada, dan Hong Kong mengatakan, warga yang dipulangkan akan menjalani masa karantina dua pekan lagi di negara mereka.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement