REPUBLIKA.CO.ID, PUTRAJAYA -- Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail menyatakan, kapal pesiar yang baru berangkat dari China tak akan diizinkan masuk ke Malaysia.
Menurut dia, larangan itu kapal itu merupakan upaya pencegahan dan antisipasi, menyusul hasil positif Covid-19 dari seorang wanita Amerika baru-baru ini. “Kami tahu kapal berhenti di Hong Kong untuk satu malam sebelum memulai perjalanan 14 hari di Asia Timur pada 1 Februari," ujar dia seperti dilansir Bernama, Ahad (16/2).
Menurut dia, pemerintah juga baru menyadari hal tersebut. Perempuan berusia 83 tahun itu merupakan salah satu dari 1.455 penumpang di kapal pesiar MS Westerdam yang sempat berlabuh di Hong Kong.
"Jadi, ada kemungkinan kontak antara penumpang dan orang-orang Hong Kong, di mana beberapa dari mereka mungkin terpapar virus," katanya.
Laporan menyebutkan, wanita Amerika dan suaminya itu juga disebut memiliki gejala setelah mereka mendarat di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) hingga akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Sungai Buloh untuk melakukan tes screening, dan dinyatakan positif Covid-19.
“Apa yang kami lakukan ketika mereka (penumpang) tiba di sini adalah kami memeriksa mereka seperti yang kami lakukan pada orang lain. Ini untuk melindungi rakyat kita,” kata Wan Azizah.
Menurutnya, pasien terakhir dari China yang merupakan kasus ke-15, telah dirawat di Rumah Sakit Permai di Johor Bharu. Akan tetapi, pasien itu telah sepenuhnya pulih dan diizinkan kembali ke rumahnya.
Dia menegaskan, kasus Covid-19 yang masih dirawat di bangsal RS itu masih berjumlah 14 orang meski tak dilaporkan kasus baru lainnya. Jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan di Malaysia sampai saat ini tetap berjumlah 22.