Ahad 16 Feb 2020 22:05 WIB

Jonatan Christie Dihantui Trauma di Babak Awal

Jonatan hanya satu kali menang dari empat partai yang ia lakoni di BATC 2020.

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, mengungkapkan buruknya performa pada pertandingan final melawan pemain Malaysia Cheam June Wei di Manila, Ahad (16/2). Performa buruk itu tidak lepas dari rasa trauma pada hasil pertandingan babak sebelumnya yang tidak terlalu baik.

Pada ajang Badminton Asia Team Championships (BATC) 2020, Jonatan hanya satu kali menang dari empat pertandingan yang ia lakoni. Atlet asal PB Tangkas ini hanya mengantongi satu kemenangan saat meladeni tim tuan rumah pada perempat final. Sementara pada babak penyisihan melawan Korea Selatan dan semifinal kontra India, ia harus menelan kekalahan.

"Saya merasa sangat bertanggung jawab atas kekalahan tadi. Jujur saya merasa bersalah karena harusnya bisa dapat poin tapi saya tidak bisa," kata Jonatan dilansir dari keterangan tertulis PP PBSI, Ahad.

Kalahnya Jonatan pada partai ketiga dari Cheam dengan skor 16-21, 21-17, dan 22-24 membuat kemenangan Indonesia harus tertunda saat skor menjadi 2-1 dan memaksa digelarnya partai keempat.

Partai antara Jonatan dan Cheam berlangsung sangat menegangkan saat Jonatan tak dapat mengembangkan permainannya pada gim pertama dan tertinggal jauh. Berhasil membalas pada gim kedua, pertarungan kembali sengit pada gim ketiga.

Sudah unggul 20-17, Jonatan masih belum bisa menyelesaikan permainan. Cheam menyamakan kedudukan menjadi 20-20, pertarungan terus berlangsung hingga kedudukan 22-22. Kesalahan antisipasi bola dari Jonatan membuat Cheam meraih kemenangan set tersebut.

"Saya kurang percaya diri karena dari kemarin saya tidak bisa main seperti biasa. Keadaan ini jarang terjadi di turnamen biasanya, shuttlecock yang kencang, suasananya. Saya mau menyerang tapi jadi buru-buru dan akhirnya mati sendiri. Saya harus lebih berani untuk pakai tempo menyerang," kata Jonatan.

Jonatan menyayangkan tidak dapat memanfaatkan keunggulannya pada gim ketiga saat kedudukan match point 20-17. Sebaliknya, Cheam dinilainya tampil tanpa beban dan lebih lepas. Apalagi sebelumnya Cheam memetik kemenangan dari Son Wan Ho asal Korea dan Kenta Nishimoto asal Jepang.

"Sebenarnya bisa berakhir bagus, tapi di akhir itu sangat disayangkan. Lawan mainnya lepas, saya merasakan dulu di posisi dia mainnya lepas karena masih mengejar. Sekarang saya yang harus menang. Di awal-awal permainan memang ada rasa trauma, karena hasil-hasil kemarin," jelas Jonatan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement