Ahad 16 Feb 2020 23:20 WIB

Terima Kasih Natuna

Menko PMK berterima kasih pada masyarakat Natuna yang telah berbaik hati menerima.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gita Amanda
Menteri PMK Muhadjir Effendy memberikan kata sambutan pada Malam Syukuran dan Apresiasi Tim Kemanusiaan Pelepasan WNI dari Wuhan dengan Masyarakat Natuna di Gedung Sri Serindid, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (15/2/2020).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Menteri PMK Muhadjir Effendy memberikan kata sambutan pada Malam Syukuran dan Apresiasi Tim Kemanusiaan Pelepasan WNI dari Wuhan dengan Masyarakat Natuna di Gedung Sri Serindid, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (15/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan untuk menjadikan Natuna, Kepulauan Riau, sebagai lokasi observasi warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Huebei, China, karena wabah virus corona tidaklah mudah dibuat. Kala itu, terdapat banyak pilihan pulau untuk dijadikan lokasi pengobservasian.

“Karena pada waktu itu eskalasi yang terus meningkat virus corona di China, sehingga Indonesia memutuskan harus cepat mengevakuasi WNI dari Huebei” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, dalam keterangan pers yang Republika terima, Ahad (16/2).

Baca Juga

Semua itu Muhadjir sampaikan pada kegiatan malam syukuran dan apresiasi tim kemanusiaan pelepasan WNI dari Wuhan dengan masyarakat Natuna. Mereka berkumpul di Gedung Sri Srindit, Bunguran Timur, Natuna, Kepulauan Riau, pada Sabtu (15/2) malam, tak lama setelah WNI yang diobservasi dipulangkan.

Meski mendapatkan penolakan pada mulanya oleh masyarakat setempat, akhirnya proses observasi selama 14 hari berhasil dilaksanakan hingga tuntas. Muhadjir berterima kasih kepada masyarakat Natuna yang telah berbaik hati mau menerima keputusan tersebut.

"Setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan atau kebaikan. Masyarakat Natuna sangat welcome dan Baik Hati. Atas nama pemerintah saya ucapkan terima kasih," tutur mantan Menteri Pendidikan itu.

Dia menyampaikan, pemerintah ke depan akan membantu mengangkat peran perekonomian masyarakat di Natuna. Meski belum membicarakan hal tersebut ke detail yang lebih kecil, terdapat beberapa kebijakan jangka panjang yang direncanakan.

Kebijakan jangka panjang itu, di antaranya memperpanjang landasan pacu penerbangan dan mempertebal aspalnya. Itu dilakukan agar pesawat berbadan lebar atau kargo dapat mendarat dengan mudah. Selain itu, pemerintah akan meningkatkan kelasnya menjadi bandara internasional.

“Dengan begitu, kita dapat mengekspor ikan segar atau ikan hidup dengan cepat ke pasar internasional menggunakan pesawat cargo," jelas dia.

Senada dengan Menko PMK, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo, juga menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Natuna. Itu karena mereka telah ramah dan berbaik hati menyelamatkan bangsa.

Ia tak memungkiri adanya kesalahpahaman yang terjadi ketika WNI dari Huebei itu dipulangkan. Menurut dia, terdapat disinformasi terkait pemulangan tersebut. Tapi, hal tersebut dapat lekas diatasi oleh para pihak-pihak terkait yang ada di Natuna maupun yang datang ke sana.

"Hari ini kita memberi apresiasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah yang telah bekerja keras, telah saling membantu, saling bekerja sama baik dari pusat maupun daerah dan dibantu TNI-Polri,” kata Doni.

Bupati Natuna, Abdul Hamid Rizal, pada kesempatan yang sama menyampaikan rasa bersyukurnya atas observasi yang dilakukan dengan lancar. Setelah melalui berbagai kegiatan dan observasi di Natuna, 238 WNI tersebut sudah kembali ke kediaman mereka masing-masing.

"Kita bersyukur atas observasi yang sudah berlangsung 14 hari kemarin berjalan lancar dan sudah kembali ke daerahnya masing-masing," tuturnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Natuna, Andes Putra, menyampaikan, jangan sampai setelah semua yang dilalui, Natuna dilupakan. Menurutnya, lewat kejadian yang berlangsung serba cepat, Natuna telah menyelamatkan Indonesia dan menyehatkan bangsa,

“Yang penting Natuna jangan dilupakan, Karena dari Natuna Selamatkan Indonesia dan dari Natuna Sehatkan Bangsa,” kata Putra.

Sejumlah WNI yang telah menjalani observasi korona di Natuna tiba di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (15/2) petang. Untuk selanjutnya mereka dijemput keluarga untuk pulang ke daerah masing-masing.

Total 243 orang dikarantina selama dua pekan setelah proses evakuasi warga negara Indonesia dari Wuhan, China dilakukan dengan 238 di antaranya adalah WNI yang tinggal dan berada di pusat mewabahnya COVID-19 itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement