Ahad 16 Feb 2020 23:30 WIB

Susy Susanti Puji Penampilan Tim Putra Indonesia

Tim Putra Indonesia sukses juara pada Badminton Asia Team Championship 2020 di Manila

Susy Susanti
Foto: Dok PBSI
Susy Susanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer tim Susy Susanti memuji penampilan tim putra Indonesia yang menjadi juara untuk ketiga kalinya pada ajang Badminton Asia Team Championships 2020 di Manila, Filipina. Sebelumnya tim putra juga juara pada 2016 di India dan 2018 di Malaysia.

Pada kejuaraan beregu Asia tersebut, tim putra Indonesia naik podium juara setelah mengalahkan Malaysia dengan skor 3-1. Tiga poin kemenangan Indonesia atas Malaysia dipersembahkan Anthony Sinisuka Ginting, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, dan Mohammad Ahsan/Fajar Alfian.

"Luar biasa, hari ini semua lebih siap dibanding kemarin di semifinal. Hari ini lebih yakin karena di SEA Games 2019 menang juga dari Malaysia. Saya lihat pelatih dan pemain keyakinannya lebih besar. Perjuangan mereka luar biasa, sudah menunjukkan yang terbaik," kata Susy melalui keterangan tertulis PP PBSI, Minggu.

Pada pertandingan final tersebut, satu-satunya kekalahan Indonesia terjadi saat Jonatan Christie turun di partai ketiga.

"Jonatan sudah berusaha, tapi di akhir dia kurang beruntung. Seharusnya kami bisa menang 3-0. Untuk Ahsan/Fajar kenapa dipasangkan, karena kami mempertimbangkan kondisi terakhir atlet dan head-to-head dengan lawan, makanya diputuskan Ahsan/Fajar yang paling siap," tutur Susy.

Jika melihat catatan rekor pertemuan, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang merupakan ganda kedua Indonesia, pernah dikalahkan ganda kedua Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi di Thailand Open 2019 dengan skor 18-21, 21-16, 21-23.

"Di ganda ini sebetulnya mau diubah-ubah juga kami yakin, karena kami punya benteng yang kuat di ganda. Untuk tim tunggal harus lebih mempersiapkan diri lagi, masih belum konsisten. Anthony (Sinisuka Ginting) tampil baik, tapi Jonatan dan Shesar (Hiren Rhustavito) masih belum stabil," kata Susy.

Susy menuturkan hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi adalah penerapan strategi, kecerdikan saat bermain, antisipasi perubahan pola main lawan serta keberanian dan keyakinan dalam menghadapi poin-poin kritis.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement