Senin 17 Feb 2020 11:16 WIB

In Picture: Drainase dan Tata Ruang Buruk, Cikutra Banjir Cileuncang

.

Rep: Abdan Syakura/ Red: Yogi Ardhi

Pengendara melintasi derasnya arus air saat banjir di kawasan Cikutra, Kota Bandung, Ahad (16/2). (FOTO : Abdan Syakura)

Warga membantu pengendara untuk melintasi derasnya arus air saat banjir di kawasan Cikutra, Kota Bandung, Ahad (16/2). (FOTO : Abdan Syakura)

Pengendara melintasi derasnya arus air saat banjir di kawasan Cikutra, Kota Bandung, Ahad (16/2). (FOTO : Abdan Syakura)

Pengendara melintasi derasnya arus air saat banjir di kawasan Cikutra, Kota Bandung, Ahad (16/2). (FOTO : Abdan Syakura)

Warga melihat saluran drainase yang airnya meluap di kawasan Cikutra, Kota Bandung, Ahad (16/2). (FOTO : Abdan Syakura)

Pengendara melintasi derasnya arus air saat banjir di kawasan Cikutra, Kota Bandung, Ahad (16/2). (FOTO : Abdan Syakura)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Drainase yang buruk seringkali disalahkan sebagai penyebab banyaknya banjir di kota-kota besar. Namun diakui atau tidak ruang terbuka hijau dan daerah resapan air banyak berkurang beralih fungsi di luar ketetapan.

Banjir di Cikutra Bandung kemarin salah satu contoh air hujan yang limpas langsung ke jalanan. Daerah ini tidak jauh dari perbukitan di utaran dan timur Bandung yang telah berubah fungsi atas nama pembangungan.

Akibatnya istilah cileuncang yang dulu dikenal warga sebagai air hujan setinggi maksimal semata kaki, kini berubah menjadi banjir setinggi 30-50cm.    

sumber : Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement