Senin 17 Feb 2020 12:49 WIB

Bangladesh Batal Pindahkan Pengungsi Rohingya ke Pulau

Bangladesh batal pindahkan pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Bangladesh batal pindahkan pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil. Ilustrasi.
Foto: Rafiqur Rahman/Reuters
Bangladesh batal pindahkan pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Bangladesh membatalkan rencana untuk memindahkan 100 ribu pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil yang terletak di Teluk Benggala. Menteri Luar Negeri Bangladesh Abdul Kalam Momen mengatakan target utama Bangladesh adalah memulangkan para pengungsi Rohingya ke tanah kelahiran mereka.

"Target utama kami adalah memulangkan Rohingya ke tanah kelahiran mereka, ke negara bagian Rakhine, Myanmar," ujar Momen dilansir Anadolu Agency, Senin (17/2).

Baca Juga

Momen menuturkan belum lama ini pemerintah berencana untuk membuat proyek pembangunan di pulau Bhasan Char dan mengubahnya menjadi pusat bisnis serta "Bangladesh baru". Momen menambahkan, warga Bangladesh di pulau tersebut telah kehilangan tempat tinggal akibat erosi sungai.

Bhasan Char merupakan pulau terpencil di Bangladesh. Pada 2018 lalu, Bangladesh mengumumkan bahwa 100 ribu pengungsi Rohingya akan dipindahkan ke pulau tersebut. Skema pemindahan ini menimbulkan kekhawatiran karena pulau tersebut kurang ideal untuk dijadikan kamp pengungsian. Sejak saat itu, pemerintah Bangladesh mulai meluncurkan proyek untuk memperbaiki infrastruktur di Bhasan Char.

"Kami semua sepakat untuk tidak mengirim pengungsi Rohingya ke sana. Sekarang kami menempatkan rekomendasi kami kepada pemerintah untuk keputusan akhir tentang alternatif penggunaan proyek Bhasan Char," kata Momen.

Menurut Amnesty International, lebih dari 750 ribu pengungsi Rohingya, yang sebagian besar wanita dan anak-anak, telah melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh. Mereka melarikan diri setelah pasukan Myanmar melancarkan operasi penumpasan terhadap komunitas Muslim minoritas Rohingya pada Agustus 2017.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement