Senin 17 Feb 2020 12:50 WIB

Perburuan Buaya Berkalung Ban Masih Berlanjut

Tim kesulitan menangkap buaya berkalung ban karena banyak warga menonton.

Perburuan Buaya Berkalung Ban Masih Berlanjut. Seekor buaya liar yang terjerat ban sepeda motor berjemur di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (9/2/2020).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Perburuan Buaya Berkalung Ban Masih Berlanjut. Seekor buaya liar yang terjerat ban sepeda motor berjemur di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (9/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Tim satgas khusus yang dibentuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang beranggotakan sejumlah personel dari BKSDA Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Polairud Polda Sulteng, dan dibantu dua ahli buaya dari Australia terus melanjutkan perburuan seekor buaya liar berkalung ban di Sungai Palu.

"Kami tetap memburu sampai buaya itu berhasil ditangkap," kata Ketua Tim Satgas BKSDA Sulteng, Haruna, Senin (17/2).

Baca Juga

Haruna yang sebelumnya sempat mengabdi di Balai Besar Taman Nasional (TNLL) selama beberapa tahun tersebut mengatakan sebenarnya, buaya berkalung ban yang diburu beberapa hari terakhir ini, pada Ahad dini hari nyaris tertangkap. Buaya tersebut lepas dari jeratan dan upaya untuk kembali menangkapnya terus dilakukan.

"Kita baru akan hentikan pencarian sampai buaya yang menjadi target operasi itu bisa ditangkap," kata dia.

photo
Warga negara Australia, Matthew Nicolas Wright (kiri) dan Chris Wilson (kanan) memantau lokasi kemunculan seekor buaya liar yang terjerat ban sepeda motor di Sungai Palu di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (11/2/2020).

Penangkapan buaya liar di Sungai Palu semata-mata hanya untuk melepaskan ban motor yang terlilit di leher buaya. Semakin lama, kata Haruna, buaya itu semakin besar dan jika ban dilehernya tidak dilepaskan, tidak menutup kemungkinan buaya liar tersebut mati.

Karena itu, tim satgas bersama dua ahli buaya dari Australia terus berupaya keras segera menangkapnya dan mengeluarkan ban yang ada di leharnya. Setelah ban berhasil dilepas, buaya akan dikembalikan ke habitatnya. "Target kita melepaskan ban dan sesudah itu akan dilepaskan kembali ke Sungai Palu," kata Haruna.

Dia mengaku kesulitan menangkap buaya karena warga yang menyaksikan cukup banyak. Setiap hari, ribuan warga Kota Palu, bahkan ada juga dari luar kota yang datang hanya untuk melihat proses penangkapan buaya berkalung ban. Buaya tersebut sudah hampir dua pekan terakhir ini menjadi target tim satgas BKSDA.

Untuk segera menangkap buaya itu, tim telah memasang beberapa alat penangkap yang disebar di sejumlah titik target di sepanjang Sungai Palu. Salah satu titik yang menjadi target dan telah dipasang perangkap adalah di sekitar jembatan II Palu. Sejak pagi sampai malam hari, titik target operasi penangkapan buaya di jembatan II Palu dipadati warga.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement