Senin 17 Feb 2020 14:05 WIB

Wiranto Sebut Indonesia Siaga Darurat Virus Corona

Level siaga darurat menuntut keterlibatan masyarakat untuk aktif melakukan pencegahan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah menjalani observasi Corona di Natuna menata barang bawaan untuk melanjutkan perjalanan ke daerah masing-masing saat tiba di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (15/2).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah menjalani observasi Corona di Natuna menata barang bawaan untuk melanjutkan perjalanan ke daerah masing-masing saat tiba di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto menyebut bahwa level penanganan virus corona (Covid-19) di Indonesia masih 'siaga darurat'. Menurutnya, level ini menuntut keterlibatan seluruh masyarakat untuk aktif melakukan pencegahan penyebaran.

"Kita saat ini menghadapi virus corona memang pada tahap siaga darurat ya. Siaga darurat artinya kita meminta kebersamaan seluruh masyarakat untuk sama-sama siaga jangan sampai virus itu kemudian bisa masuk dan menyebar sampai kita tanggap darurat. Kita hindari tanggap darurat ya," jelas Wiranto di kantornya, Senin (17/2).

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, menambahkan bahwa pihaknya terus melakukan pengawasan kesehatan secara ketat terhadap seluruh pendatang yang masuk di pintu lintas-batas Indonesia. Pengawasan ketat dilakukan dengan mengecek suhu tubuh dan memberikan Health Alert Card untuk memudahkan pelacakan riwayat kesehatan para pendatang.

Hingga saat ini, laboratorium Kementerian Kesehatan juga telah menerima 104 spesimen pasien terduga virus corona dari 39 rumah sakit di 19 provinsi di Indonesia. Hasilnya, seluruh spesimen dinyatakan negatif virus corona.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement