Senin 17 Feb 2020 14:33 WIB

Jabar Gelar Operasi Pasar Bawang Putih, Rp 28 Ribu per Kg

Selama operasi pasar, Jabar menyiapkan 8 ton untuk dijual.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Friska Yolanda
Operasi pasar bawang putih yang digelar Disperindag Jabar, Satgas Pangan Jabar dan Importir Bawang Putih, di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Senin (17/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Operasi pasar bawang putih yang digelar Disperindag Jabar, Satgas Pangan Jabar dan Importir Bawang Putih, di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Senin (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diseperindag) Jabar bekerja sama dengan Satgas Jabar, menggelar operasi pasar bawang putih di Pasar Kosambi, Senin (17/2). Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Moh Arifin Soendjayana, operasi pasar bawang putih digelar dengan harapan bisa menurunkan harga bawang putih di Kota Bandung khususnya serta Jabar pada umumnya. 

"Mudah-mudahan saja, harga bisa turun. Hari ini, saya dibantu importir bisa operasi pasar selain disini, bisa ke pasar lain yang membutuhkan operasi pasar," ujar Arifin kepada wartawan.

Baca Juga

Arifin berharap dengan operasi pasar ini dapat menurunkan harga bawang putih di pasar. Saat ini harga bawang putih di Pasar Kosambi masih Rp 40 sampai Rp 50 ribu.

"Nah akhirnya kami kerja sama dengan importir yang ada di Jabar untuk menurunkan. Hari, di operasi pasar kami bawa 8 ton bawang putih," katanya.

Awalnya, operasi pasar ini hanya akan digelaru untuk pedagang. Namun, banyak masyarakat yang berminat sehingga juga dijual ke umum.

"Kami menjualnya Rp 28 ribu selama operasi pasar ini agar bisa menurunkan harganya. Kalau masih kurang bawang putihnya, maka akan minta ditambah lagi untuk operasi di tempat-tempat lain," katanya.

Harga bawang putih di operasi pasar tersebut Rp 28 ribu, masih bisa menguntungkan bagi pedagang. Karena, pedagang bisa menjual lagi ke pembeli sebesar Rp 32 ribu. 

Arifin menduga, tingginya harga bawang putih pasca virus corona ini, kemungkinan karena ada kepanikan terkait impor dari China. Kemudian, ada oknum yang memainkan harga sehingga harga melambung.

Menurut Arifin, operasi pasar ini kemungkinan akan digelar ke daerah lain sesuai kebutuhan. Dalam operasi pasar ini, ia meminta importir menjual langsung sesuai harga importir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement