Senin 17 Feb 2020 16:13 WIB

Kementan Minta Bulog Serap Gabah Petani 2 Juta Ton

Bulog diminta segera menyalurkan stok beras yang masih ada di gudang.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, meminta Perum Bulog untuk melakukan penyerapan gabah petani secara optimal dalam musim panen raya rendeng yang akan tiba bulan Maret-Apri mendatang. Ia pun meminta Bulog untuk bisa melakukan penyerapan hingga 2 juta ton gabah sepanjang tahun.

"Kita sudah dalam persiapan. Sudah dibahas Bulog untuk segera mengeluarkan stoknya dan bisa melakukan penyerapan," kata Syahrul usai Rakortas Pangan di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin (17/2).

Baca Juga

Syahrul menegaskan, Bulog harus segera melakukan penyaluran beras yang saat ini masih tersimpan di gudang melalui saluran-saluran yang ada. Dengan begitu Bulog bisa mempersiapkan diri untuk menyambut panen raya padi pertama tahun ini.

Lebih lanjut, ia pun memastikan ketersediaan beras hingga Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Mei mendatang dipastikan aman. Berdasarkan data perkiraan Kementan, perkiraan produksi beras Januari-Mei mencapai 14,21 juta ton sedangkan kebutuhan sebesar 12,6 juta ton.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, menambahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan para penggilingan padi untuk bisa ikut melakukan penyerapan gabah pada musim panen raya pertama. Adapun jumlah penggilingan padi kecil, mengutip data terakhir BPS tahun 2012 sebanyak 169 ribu unit.

Ia berharap, tidak ada kejatuhan harga gabah pada panen Maret-April mendatang. "(Selain Bulog) Kita kan pakai penggilingan sudah kita siapkan dan antisipasi. Insya Allah harga tidak jatuh. Kita akan kejar," katanya

Suwandi mengatakan, Kementan sudah melakukan persiapan dan bersinergi dengan Bulog, penggilingan, hingga para penerima beras sekaligus lembaga keuangan untuk melakukan stabilisasi harga gabah.

Sebelumnya, Perum Bulog menargetkan bisa menyalurkan beras yang tersimpan di gudang sebanyak 600 ribu ton hingga Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Mei mendatang. Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan, penyaluran beras mesti dipercepat agar Bulog bisa melakukan penyerapan gabah petani pada musim panen rendeng pertama 2020. 

Budi menjelaskan, objek penyaluran beras sebanyak 600 ribu ton itu di antaranya program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT),serta penjualan beras komersial termasuk ekspor beras sebanyak 100 ribu ton ke Arab Saudi.

Selain itu, Budi menyebut bahwa Kementerian Perindustrian telah meminta Bulog untuk bisa menyiapkan beras sebagai bahan baku industri.

Adapun sisa stok beras beras yang masih tersimpan di gudang Bulog sebanyak 1,7 juta ton. Buwas mengatakan, jika Bulog bisa menyalurkan beras sebanyak 600 ribu ton, maka setidaknya sisa stok beras sekitar 1,1 juta ton dari total kapasitas simpan gudang sebanyak 3,8 juta ton.

"Saya yakin bisa menyalurkan beras 600 ribu ton, kalau itu tercapai kita bisa serap gabah sampai 2 juta ton. Tidak ada masalah," kata Budi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement