REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak menduga kasus kematian balita di Samarinda, Kalimatan Timur yang ditemukan tanpa organ tubuh penting melibatkan kalangan profesional. Hal itu diungkapkan Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait.
"Pasti orang yang tahu medis atau kalangan profesional di atas," katanya di Jakarta, Senin.
Dugaan itu dilandasi pemikiran bahwa tidak mungkin seseorang mengambil organ tubuh manusia tanpa memiliki pengetahuan tentang hal tersebut. Jika kasus di Samarinda terbukti sesuai dugaannya tentu mengkhawatirkan Indonesia.
Menurut dia, kasus di Samarinda harus menjadi perhatian pemerintah terutama polisi. Apalagi, sejak lima tahun lalu Komnas Perlindungan Anak telah memberikan peringatan bahwa kasus demikian memang ada meskipun belum ada bukti kuat.
"Walaupun belum ada bukti bahwa ditangkap polisi ada orang yang menghilangkan organ tubuh," ujarnya.
Sebelum di Samarinda, kasus yang sama juga pernah terjadi di Sukabumi, Jawa Barat. Seorang anak ditemukan meninggal dalam kondisi tanpa mata dan jantung. Berdasarkan kejadian tersebut, Komnas Perlindungan Anak menduga praktik penjualan organ tubuh memang ada.
"Kemungkinan penjualan organ tubuh itu ada meskipun Komnas belum pernah mendapatkan bukti yang ditangkap polisi," katanya.
Lebih jauh, Arist juga mengaitkan kasus 903 aborsi yang terjadi beberapa waktu lalu merupakan bagian yang dilakukan oleh dokter. Dengan demikian kuat dugaan kasus di Samarinda juga melibatkan kalangan profesional yang menguasai ilmu medis. Aktivis kelahiran Pematang Siantar ini mendorong polisi membongkar kasus tersebut agar pelaku kejahatan dapat diungkap.
Hal senada juga ditanggapi oleh Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang kerap disapa Kak Seto. Ia mengatakan kasus dugaan pembunuhan balita yang ditemukan tanpa organ tubuh harus diusut tuntas.
"Ya fenomena semacam ini sudah cukup lama bahwa penculikan-penculikan itu salah satu sasarannya adalah selain jadi tenaga anak-anak juga ada pengambilan organ tubuh," ujarnya.