Senin 17 Feb 2020 16:58 WIB

Masyarakat Diminta Pilah Sampah dari Rumah Tangga

Warga diminta mengurangi produksi sampah.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Dwi Murdaningsih
Antre Kendaraan Pembuangan Sampah. Kendaraan pengangkut sampah antre menunggu giliran membuang sampah di TPST Piyungan, Yogyakarta, Rabu (7/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Antre Kendaraan Pembuangan Sampah. Kendaraan pengangkut sampah antre menunggu giliran membuang sampah di TPST Piyungan, Yogyakarta, Rabu (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengajak warga Yogyakarta untuk lebih peduli akan sampah. Dia meminta warga  memilah sampah secara mandiri dari rumah tangga. Hal ini dikarenakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul, telah melebihi kapasitas atau overload.

"Melihat kondisi TPST Piyungan, kita wajib mengurangi produksi sampah mulai memilah sampah dari rumah," kata Heroe dalam upacara bulanan pegawai Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta di Kompleks Balai Kota, DIY, Senin (17/02).

Baca Juga

Hal ini, kata Heroe, bukan berarti hanya dari rumah saja. Namun, memilah sampah dari sumbernya yakni termasuk perkantoran, sekolah, pasar, tempat usaha hingga tempat publik.

"Serta seluruh sudut di mana kita berada. Oleh karenanya, jadilah bagian dari solusi atas segala kiritik permasalahan sampah yang sering kita jumpai,” ujarnya.

Ia pun mengingatkan terkait bencana yang diakibatkan sampah. Yakni bencana longsor TPA Lewigajah di Kota Cimahi, Jawa Barat yang menelan lebih dari seratus korban jiwa.

"Inilah musibah ekologis yang barangkali tercatat pertama kali dalam sejarah peradaban manusia, ratusan nyawa melayang hanya disebabkan masalah sepele yang bernama sampah,” jelas Heroe.

Menurutnya, bencana tersebut menjadi sejarah paling kelam dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Bencana tersebut pun, kemudian diperingati sebagai Hari Peduli Sampah (HPS) tiap 21 Februari.

“Untuk mengingatkan kita akan bahaya timbulan sampah jika tidak kita kelola dengan baik dan berwawasan lingkungan,” kata Heroe.

Tidak hanya di Yogyakarta, namun permasalahan sampah di seluruh DIY ini memang menjadi perhatian. Hal ini dikarenakan TPA Piyungan yang sudah overload dari beberapa tahun lalu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, Sutarto mengatakan, overload di TPA Piyungan sendiri sudah sejak 2014 lalu. Menurutnya, sampah yang diterima TP Piyungan mencapai 580 ton per harinya.

TPA Piyungan menampung sampah dari tiga daerah di DIY. Yakni Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.

"Hari-hari biasanya (sampah yang masuk) 560 sampai 580 ton per hari. Di samping karena jumlahnya lebih besar, memang beratnya sampah itu karena musim hujam yang juga besar," kata Sutarto kepada Republika beberapa waktu lalu.

Dari total sampah yang masuk ke TPA Piyungan, katanya, baru sekitar 70 persen. Artinya, 30 persen masih ada di masyarakat. Untuk itu, masyarakat diharapkan dapat memilah sampah secara mandiri dari rumah tangga. 

"Dari 30 persen itu masih ada di masyarakat, dan mungkin lebih," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement