Senin 17 Feb 2020 18:25 WIB

Sekjen PBB Sambut Kemajuan Perundingan Damai AS-Taliban

PBB mendukung pemulihan dan perbaikan situasi di Afghanistan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Sekjen PBB Antonio Guterres sambut kemajuan perundingan Taliban-AS.
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Sekjen PBB Antonio Guterres sambut kemajuan perundingan Taliban-AS.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut kemajuan pembicaraan damai antara Taliban dan Amerika Serikat (AS). Dia menegaskan PBB selalu mendukung upaya untuk memulihkan dan memperbaiki situasi di Afghanistan.

Hal itu dia sampaikan saat menghadiri konferensi internasional tentang pengunngsi di Islamabad, Pakistan, pada Senin (17/2). Guterres mengharapkan upaya perdamaian akan mengarah pada negosiasi intra-Afghanistan.

Baca Juga

"Kami tahu tantangan besar ada di depan, tapi pesan konferensi ini dan kehadiran begitu banyak pejabat senior pemerintah dari seluruh dunia adalah bukti komitmen terbuka terhadap kemitaraan baru untuk solidaritas serta masa depan yang lebih baik, baik bagi rakyat Afghanistan dan Pakistan, dan bagi dunia," ujar Guterres, dikutip laman Anadolu Agency.

Pada kesempatan itu, Guterres memuji Pakistan karena bersedia menampung jutaan pengungsi Afghanistan selama 40 tahun terkahir. "Pakistan saat ini masih menjadi negara tuan rumah pengungsi terbesar kedua di dunia. Setiap berkunjung ke sini, saya dikejutkan oleh ketahanan yang luar biasa. Saya melihat solidaritas, tidak hanya dalam kata-kata, tapi dalam perbuatan," ucapnya.

Dia mendesak masyarakat internasional untuk mendukung negara-negara yang menampung pengungsi. "Kita harus mengakui bahwa dukungan internasional untuk Pakistan sangat minim dibandingkan dengan upaya nasional Anda sendiri. Ketika kita melihat tantangan ke depan, komunitas global harus melangkah maju," ujarnya.

Konferensi interanasional tentang pengungsi di Islamabad dihadiri Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, utusan AS untuk perdamaian Afghanistan Zalmay Khalilzad, Wakil Presiden Afghanistan Muhammad Sarwar Demark, Wakil Menteri Dalam Negeri Turki Ismail Catakli, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi, dan pejabat senior lainnya dari sekitar 20 negara.

AS dan Taliban diketahui telah menyepakati gencatan senjata selama sepekan. Kesepakatan itu menuntut Taliban tak melancarkan aksi bom bunuh diri di ruang publik seperti yang rutin mereka lakukan.

Menurut seorang pejabat AS, jika Taliban dapat mematuhinya, hal itu dapat membyka jalan ke kesepakatan perdamaian yang lebih luas. Hal itu telah dirundingkan perwakilan AS dan Taliban selama setahun terakhir.

Namun belum diumumkan kapan kesepakatan gencatan senjata itu akan mulai diterapkan. Sumber-sumber Taliban menyebut bahwa gencatan senjata diimplementasikan pada 22 Februari. Sementara perjanjian perdamaian akan ditandatangani pada 29 Februari. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement