Senin 17 Feb 2020 18:09 WIB

Perbasi Tunggu FIBA Soal Usulan Tunda Kualifikasi FIBA Asia

Indonesia akan menghadapi Korea Selatan dan Filipina di kualifikasi FIBA Asia.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Israr Itah
Timnas basket putra Indonesia bersiap melakoni kualifikasi FIBA Asia. (ilustrasi)
Foto: Istimewa
Timnas basket putra Indonesia bersiap melakoni kualifikasi FIBA Asia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) setuju dengan usulan pemerintah untuk menunda kualifikasi FIBA Asia 2021. Indonesia rencananya jadi tuan rumah untuk kualifikasi lawan Korea Selatan dan Filipina pada Window 1, akhir pekan ini. Permintaan penundaan masih terkait dengan wabah virus corona. 

Pengurus PP Perbasi George Dendeng mengungkapkan, pihaknya sudah meneruskan permintaan pemerintah untuk menunda pertandingan yang rencananya digelar pada 20 dan 23 Februari ini.

Baca Juga

"Kami menunggu respons dari FIBA. Kalau FIBA juga menyatakan pertandingan ditunda, ya akan kami tunda. Pada prinsipnya juga kita taat pada usulan pemerintah," kata George, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (17/2).

George menyatakan, Perbasi memang harus menerima kalau pemerintah melarang untuk menggelar pertandingan ini. Namun, untuk kepastian skemanya seperti apa kalau ditunda, George masih menunggu satu sampai dua hari ke depan. "Termasuk soal waktu pengundurannya," kata George.

Wakil Sekjen Perbasi Rezki Wirmandi juga mengonfirmasi kalau Perbasi menunggu respons FIBA. Respons tersebut juga untuk menentukan kapan kualifikasi FIBA Asia Window 1, kalau memang diputuskan untuk diundur. Selain itu, lanjut dia, Perbasi juga tengah berkonsultasi dengan pihak terkait di dalam negeri, sambil menunggu kabar dari FIBA.

Namun, pria yang akrab disapa Eki tersebut menyatakan, kalau rencana penundaan ini tak akan mengganggu persiapan tim. "Saya rasa tidak (mengganggu), tim sudah siap untuk bertanding," kata Eki.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement