REPUBLIKA.CO.ID, GLASGOW -- Mantan kapten Liverpool Steven Gerrard turut mengikuti perkembangan kasus yang dialami Manchester City. Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) melarang City tampil di kompetisi Eropa dalam dua musim ke depan.
City dinilai melanggar aturan financial fair play (FFOP) Manajemen tim Biru Langit juga diharuskan membayar denda 30 juta euro.
Otoritas Liga Primer Inggris dilaporkan ikut menyelidiki kasus City. Salah satunya perihal aksi Manchester Biru selama musim 2013/2014. Saat itu, David Silva dan rekan-rekan menjadi juara dengan keunggulan dua poin atas Liverpool di kursi runner-up.
Gerrard antusias menyikapi pemberitaan tersebut. "Pagi ini saya membacanya sendiri. Kami akan menunggu dan melihat. Dari sudut pandang UEFA, itu adalah hukuman yang sangat berat, jadi kita lihat saja apakah Liga Primer bertindak," kata sosok yang kini menjadi pelatih Glasgow Rangers, dikutip dari Mirror, Senin (17/2).
Ia tidak mau berandai-andai. Namun menurut Gerrard, jika melihat beratnya hukuman UEFA, maka ada sesuatu yang salah.
Ia menilai wajar jika City belum menerima tuduhan demikian. Sehingga klub tersebut mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Internasional.
"Saya tidak akan berkomentar lebih jauh. Tapi saya benar-benar tertarik karena alasan yang jelas," ujar Gerrard.
Ia menegaskan sampai saat ini City tetap sah menjadi juara. Namun segala sesuatu masih bisa terjadi.
Artinya apabila the Citizens terbukti bersalah pada masa lalu, maka the Reds berpotensi mengganti posisi sang rival. Itu membuat Gerrard memiliki trofi Liga Primer Inggris dalam karirnya sebagai pemain.
Namun semua bergantung pada penyidikan lanjutan. Fokus City saat ini masih pengajuan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) atas hukuman UEFA.