Senin 17 Feb 2020 18:51 WIB

India Panggil Dubes Turki Atas Pernyataan Soal Kashmir

India memperingatkan Turki pernyataan soal Kashmir bisa pengaruhi hubungan 2 negara.

Red: Nur Aini
Perbatasan Kashmir yang memisahkan India dan Pakistan.
Foto: Zee Media Bureau
Perbatasan Kashmir yang memisahkan India dan Pakistan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India memanggil duta besar Turki, pada Senin (17/2), untuk mengajukan protes diplomatik atas pernyataan Presiden Tayyip Erdogan tentang wilayah Kashmir. India sekaligus memperingatkan bahwa pernyataan itu bisa memengaruhi hubungan kedua negara.

Saat berkunjung ke Pakistan pekan lalu, Erdogan mengatakan bahwa situasi di wilayah Kashmir semakin memburuk karena perubahan besar yang diberlakukan New Delhi di wilayah berpenduduk mayoritas Muslim itu. Erdogan juga menyatakan solidaritas Turki untuk penduduk Kashmir.

Baca Juga

India, yang menganggap seluruh wilayah Kashmir sebagai bagian negara itu, mengatakan pada Dubes Turki Sakir Ozkan Torunlar bahwa komentar Erdogan menunjukkan dirinya tidak memiliki pemahaman tentang sejarah perselisihan Kashmir.

"Babak baru ini hanyalah salah satu lagi contoh sikap Turki yang mencampuri urusan dalam negeri negara-negara lain. India mendapati hal ini sama sekali tidak bisa diterima," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India Raveesh Kumar.

Ia mengatakan India telah melayangkan nota diplomatik. Pada Agustus tahun lalu, India menarik status otonomi Kashmir dan menempatkannya di bawah pemerintahan federal sebagai cara untuk mengintegrasikan wilayah itu sepenuhnya ke India dan memadamkan pemberontakan 30 tahun.

Pakistan, yang mengendalikan sebagian wilayah Kashmir, mengecam tindakan itu, dan negara-negara mayoritas Muslim lainnya seperti Turki dan Malaysia bergabung dalam seruan agar India mempertimbangkan kembali tindakannya. Pemerintahan di bawah pimpinan Perdana Menteri India Narendra Modi telah melakukan pembatasan impor minyak kelapa sawit dari Malaysia sebagai tindakan balasan, dan para pejabat mengatakan rencananya untuk memotong beberapa impor dari Turki juga.

India menyalahkan Pakistan karena memicu pemberontakan di wilayah tempat puluhan ribu orang terbunuh. Ia menuduh Turki berusaha membenarkan penggunaan "terorisme lintas batas" oleh musuh bebuyutannya.

"Perkembangan ini memiliki implikasi kuat untuk hubungan bilateral kita," kata juru bicara kementerian luar negeri India, merujuk pada komentar Erdogan.

Pakistan membantah terlibat langsung dalam pemberontakan itu, tetapi menyatakan dukungan secara diplomatik dan moral kepada rakyat Kashmir dalam perjuangan mereka untuk menentukan nasibnya sendiri.

Erdogan mengatakan kepada parlemen Pakistan bahwa masalah Kashmir tidak dapat diselesaikan melalui tekanan tetapi atas dasar keadilan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement