Senin 17 Feb 2020 19:01 WIB

Mentan: Ketersediaan Pangan Hingga Lebaran Aman

Diharapkan situasi harga bisa lebih kondusif dan tidak mengalami gejolak.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (tengah) mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR di komplek Parlemen, Jakarta, Senin (17/2/2020).
Foto: Antara/Reno Esnir
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (tengah) mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR di komplek Parlemen, Jakarta, Senin (17/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, SYahrul Yasin Limpo, memastikan ketersediaan pangan hingga  Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Mei mendatang tercukupi. Syahrul berharap situasi harga bisa lebih kondusif dan tidak mengalami gejolak.

"Dua bulan ke depan kita akan menghadapi bulan puasa dan idul Fitri.  Insyaallah kebutuhan pangan aman, 11 bahan pokok diperkirakan tercukupi," kata Syahrul dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR, Jakarta, Senin (17/2).

Baca Juga

Menurut dia, Kementan juga telah melakukan antisipasi untuk beberapa harga komoditas yang rentan berfluktuasi beberapa waktu terakhir seperti bawang putih, bawang merah, cabai, gula pasir, daging ayam dan daging sapi. Kementan dalam beberapa bulan ke depan akan terus menggelar pasar murah di berbagai daerah untuk memasarkan bahan pangan ke masyarakat.

Adapun untuk komoditas lainnya yang belum bisa dipenuhi dari pasokan dalam negeri untuk sementara dipenuhi dari tambahan pasokan impor. Seperti misalnya daging sapi, gula pasir, serta bawang putih.

"Kita akan optimalkan produksi dari sentra produsen lokal serta mendatangkan dari impor," ujarnya. 

Kementan, lanjut Syahrul, tidak ingin membuat spekulasi mengenai harga dan pasokan. Kebijakan importasi yang masih dilakukan pemerintah demi menjaga stabilitas harga pangan di dalam negeri. Sementara, komoditas-komoditas yang sudah dapat dipenuhi dari dalam negeri akan terus dipertahankan.

"Semuanya mau tidak mau harus dihitung karena besok pasti akan bersoal kalau tidak dipenuhi. Tapi, ini bukan domain Kementan saja, ada juga Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan kementerian lainnya," ujar Syahrul.

Kementerian Pertanian telah menargetkan produksi komoditas pangan strategis untuk kebutuhan tahun 2020. Dalam target ini, produksi padi menepati urutan pertama dengan angka 59,15 juta ton. Disusul produksi jagung sebesar 24,17 juta ton, kedelai 0,42 juta ton, bawang merah, 1,66 juta ton, cabai besar 1,35 juta ton dan cabai rawit sebanyak 1,47 juta ton.

Di samping itu, Kementan juga menargetkan produksi kopi sebanyak 769, 72 ribu ton, kakao 771, 89 ribu ton dan karet 3,674,05 ribu ton. "Kemudian kami menargetkan populasi sapi sebanyak 18,78 juta ekor yang menghasilkan daging sekitar 4,81 juta ton, serta produksi daging sapi kerbau sebanyak 432, 91 ribu ton," katanya.

Dengan angka produksi ini, pemerintah memastikan tidak akan melakukan impor beras karena ketersediaan periode Januari-Maret berkecukupan. Terlebih, stok beras di akhir bulan Desember mencapai 4.514.280. Dari angka tersebut, perkiraan produksi mencapai 14,211,295 dengan perkiraan kebutuhan 12,601,151.

"Kami juga melakukan sinergitas dengan penggilingan dan Bulog untuk penyerapan pascapanen. Jadi mengurus pertanian itu tidak mudah, pak. Kami harus berhadapan dengan cuaca, iklim yang berubah, hama dan orang orang yang mau mengambil kepentingan. Karena itu, di tangan kita harus bisa memenuhi isi perut 267 juta jiwa," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement