REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengharapkan Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris (FKPT) di daerah dapat berfungsi maksimal mencegah tumbuh dan berkembangnya gerakan radikalisme, ekstrimisme dan terorisme. "Kita mengharapkan FKPT ini dapat berfungsi dengan baik," ucap Kepala BNPT, Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius di Jakarta, Senin (17/2).
Komjen Polisi Suhardi menyampaikan hal itu usai melantik pengurus FKPT dari 32 provinsi di Indonesia yang dirangkaikan dengan pembukaan rapat kerja nasional FKPT, di Ancol, Jakarta. Ia mengharapkan FKPT dapat berfungsi sebagai sarana untuk mengidentifikasi program pencegahan/penanggulangan terorisme. "Coba kita inventarisir kembali kearifan lokal kita. Kearifan lokal, sering kita ucapkan jarang dimunculkan," ucap dia.
Padahal kearifan lokal, sebut dia, tidak hanya sekadar budaya. Melainkan juga mengandung nilai yang harus dikembangkan. Nilai-nilai tersebut, katanya, bila diinventarisasi dengan baik maka akan menjadi kekayaan. "Sebab itu mari kita bersama-sama, FKPT, Kesbangpol ini bisa menjadi ujung tombak mengidentifikasi masalah sekaligus kearifan lokal yang dimiliki," ujarnya.
Ia juga meminta kepada FKPT untuk meningkatkan peran serta masyarakat mencegah berkembangnya radikalisme dan terorisme. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan oleh FKPT di daerah dalam mencegah radikalisme yakni, melalui pendekatan nilai-nilai budaya.
Sebanyak 288 peserta dari 32 provinsi di Indonesia terdiri delapan pengurus dan satu tenaga informasi teknologi FKPT hadir dalam Rakernas FKPT yang digelar BNPT. Ratusan pengurus FKPT periode 2020 - 2022 dilantik oleh Komisaris Jenderal Polisi Suhari Alius, berdasarkan Keputusan BNPT Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pengurus FKPT, ditetapkan di Bogor 8 Januari 2020.
Melalui pelantikan pengurus FKPT tersebut, maka Sulawesi Tengah kini memiliki pengurus FKPT yang baru untuk periode 2020 - 2022. FKPT Sulteng diketuai oleh Akademisi Universitas Tadulako Palu, Dr Muh Nur Sangadji.