Selasa 18 Feb 2020 01:25 WIB

Uni Eropa Sepakat Gelar Patroli Baru di Libya

Uni Eropa sepakat meluncurkan misi militer baru ke Libya.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Muhammad Hafil
Uni Eropa Sepakat Gelar Patroli Baru di Libya. Foto: Bandara Tripigia, satu-satunya bandara di Tripoli, Libya. Bandara tersebut ditutup setelah sejumlah roket menghantam fasilitas bandara, Rabu.
Foto: AP
Uni Eropa Sepakat Gelar Patroli Baru di Libya. Foto: Bandara Tripigia, satu-satunya bandara di Tripoli, Libya. Bandara tersebut ditutup setelah sejumlah roket menghantam fasilitas bandara, Rabu.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS--Negara-negara Uni Eropa sepakat meluncurkan misi militer baru ke lepas pantai Libya. Tujuannya untuk menegakan embargo senjata yang diterapkan PBB terhadap negara itu.

"Tujuan utamanya adalah embargo senjata,' kata Menteri Luar Negeri Luxembourg Jean Asselborn seperti dilansir dari BBC, Selasa (18/2).

Baca Juga

Pemerintah 27 negara anggota masih menyusun teks hukum misi tesebut. Tapi mereka sudah menyetujui prinsip-prinsipnya di Brussels.

Pemerintahan Libya yang diakui PBB diserang oleh pasukan Jenderal Khalifa Haftar yang menguasai bagian timur negara itu. Misi udara dan laut Uni Eropa yang baru akan digelar di timur Mediterania.

Jauh dari rute penyelundupan imigran dari Libya. Isu yang menyebabkan perpecahan di Uni Eropa.

Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio mengatakan jika kapal-kapal Uni Eropa terbukti 'menjadi faktor penarik' imigran-imigran untuk mencapai Eropa. Maka 'misi itu akan dihentikan'.

Berdasarkan Undang-undang Internasional kapal-kapal Uni Eropa baik itu sipil maupun militer wajib menyelamatkan orang yang terdampar di tengah laut. Mantan Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Salvini mengambil sikap keras terhadap kapal-kapal imigran dengan menerapkan kebijakan pelabuhan tertutup.

Austria awalnya menjadi pemimpin oposisi patroli angkatan laut Uni Eropa di lepas pantai Libya. Tapi akhirnya mereka menyetujui misi baru dengan mandat yang berbeda dari Operasi Sophia, yang berusaha menghentikan penyelundupan manusia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement