Selasa 18 Feb 2020 07:01 WIB

Sejarah Hari Ini: Planet Pluto Ditemukan

Tepat 90 tahun silam pada 18 Februari 1930 Pluto ditemukan

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Penampakan Pluto. Pada 18 Februari 1930, Pluto ditemukan di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona.
Foto: NASA
Penampakan Pluto. Pada 18 Februari 1930, Pluto ditemukan di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Tepat 90 tahun silam pada 18 Februari 1930, Pluto ditemukan di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona. Planet yang dulu diyakini sebagai planet kesembilan ditemukan oleh astronom Clyde W. Tombaugh.

Dilansir laman History, keberadaan planet kesembilan yang sebelumnya tidak diketahui ini pertama kali dicetuskan oleh Percival Lowell. Dia memiliki teori bahwa getaran di orbit Uranus dan Neptunus disebabkan oleh tarikan gravitasi dari tubuh planet yang tidak diketahui. Lowell pun menghitung perkiraan lokasi planet kesembilan yang dihipotesiskan dan mencari lebih dari satu dekade tanpa hasil. 

Baca Juga

Namun pada 1929 dengan menggunakan perhitungan Lowell dan W.H. Pickering sebagai panduan, pencarian Pluto dilanjutkan di Observatorium Lowell di Arizona. Pada 18 Februari 1930 Tombaugh menemukan planet kecil yang jauh dengan menggunakan teknik astronomi baru dari pelat fotografi yang dikombinasikan dengan mikroskop berkedip.

Temuannya kemudian dikonfirmasi oleh beberapa astronom lain. Pada 13 Maret 1930 peringatan kelahiran teori Lowell dan penemuan Uranus oleh William Herschel, serta penemuan Pluto diumumkan secara terbuka.

Dengan suhu permukaan diperkirakan sekitar -360 Fahrenheit, Pluto secara tepat diberi nama Romawi untuk dewa dunia dalam mitologi Yunani. Jarak rata-rata Pluto dari matahari adalah hampir empat miliar mil dan dibutuhkan sekitar 248 tahun untuk menyelesaikan satu orbit. 

Pluto juga memiliki orbit yang paling elips dan miring dari planet mana pun. Pada titik terdekatnya dengan matahari, Pluto melintas di dalam orbit Neptunus, planet kedelapan.

Setelah penemuannya, beberapa astronom mempertanyakan apakah Pluto memiliki massa yang cukup untuk memengaruhi orbit Uranus dan Neptunus. Pada 1978, James Christy dan Robert Harrington menemukan satu-satunya bulan terkenal Pluto yakni Charon yang memiliki diameter 737 mil ke 1.428 mil Pluto. 

Diperkirakan Pluto dan Charon membentuk sistem planet ganda yang memiliki massa yang cukup untuk menyebabkan getaran di orbit Uranus dan Neptunus. Seiring berjalannya waktu, pada Agustus 2006, International Astronomical Union mengumumkan bahwa Pluto tidak akan lagi dianggap sebagai planet.

Hal itu karena adanya aturan baru yang mengatakan bahwa planet-planet harus "membersihkan lingkungan di sekitar orbitnya". Sebab orbit lonjong Pluto tumpang tindih dengan Neptunus dan itu didiskualifikasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement