REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Januari lalu memaparkan rencana perdamaian Timur Tengah terkait konflik Palestina dan Israel. Sebelumnya pada Desemer 2017, Trump mengumumkan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Rencana perdamaian Trump dinilai lebih banyak menguntungkan Israel ketimbang Palestina. Karena itulah, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak rencana Trump dan menyebutnya sebagai konspirasi.
Palestina juga bersikukuh tanah Yerusalem adalah hak mereka. Dalam sejarahnya hingga detik ini, Yerusalem selalu menjadi bahan rebutan antara sejumlah kekuasaan.
Bagaimana sejarah pembentukan Yerusalem atau disebut juga dengan al-Quds ini? Kota Yerusalem dianggap suci oleh tiga agama Abrahamik utama, yakni Islam, Kristen, dan Yudaisme (Yahudi). Yerusalem dalam bahasa Arab disebut dengan al-Quds.
Yerusalem merupakan salah satu kota tertua di dunia, yang terletak di sebuah dataran tinggi di Pegunungan Yudea antara Laut Tengah dan Laut Mati. Sejarah kota al-Quds merupakan sejarah masa lalu.
Dalam buku berjudul Tempat-tempat Bersejarah dalam Kehidupan Rasulullah karya Hanafi Muhalawi disebutkan, penemuan kota suci ini kembali pada 4.000 tahun sebelum Masehi (sebagian mengatakan 2.500 SM). Saat itu, orang-orang Kan'an dari bangsa Arab adalah yang pertama menempati wilayah ini dan membangun kota tersebut.
Bangsa Kan'an kemudian memberinya nama Yord Saleem, yakni tempat tinggalnya Tuhan Salim atau Syalim. Kota al-Quds juga disebut dengan Kota Yabus, yang dinisbatkan kepada bangsa Yabus yang merupakan klan dari bangsa Arab Kan'an.
Dalam sejarahnya, Bani Israil (keturunan Nabi Ya'qub) menyebut al-Quds dengan 'Ursyalem', ketika mereka datang dari Mesir ke Palestina. Bani Israil sebelumnya berhijrah ke Mesir, namun mereka mengalami kekejaman raja-raja Firaun.
Saat Allah mengutus Nabi Musa AS untuk menyelamatkan mereka dari Firaun, Bani Israil dicap Allah dengan kehinaan dan kaum yang penakut sehingga mereka diwajibkan kembali ke Palestina. Di zaman Nabi Dawud AS, yang menggantikan raja Thalut, ia dianugerahi kerajaan (1004 SM) yang mampu memerangi kaum kafir di atas tanah suci.
Beliau juga berhasil menunjukkan kaum ini dan memindahkan ibu kota Palestina ke al-Quds pada 995 SM. Kerajaan Nabi Dawud menguasai sebagian besar negeri Palestina, kecuali sebagian besar wilayah pesisir yang belum ditaklukkan.