Selasa 18 Feb 2020 13:24 WIB

Singapore Airlines Kurangi Jumlah Penerbangan Hingga Mei

Pengurangan jumlah penerbangan karena lemahnya permintaan sebagai akibat dari corona.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Singapore Airlines mengurangi frekuensi penerbangan ke China karena lemahnya permintaan.
Foto: Foxnews
Singapore Airlines mengurangi frekuensi penerbangan ke China karena lemahnya permintaan.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapore Airlines Ltd sementara akan mengurangi jumlah penerbangan di seluruh jaringan globalnya dalam tiga bulan hingga Mei. Hal ini merupakan dampak dari epidemi virus corona yang mengenai permintaan layanan penerbangan ke Singapura, dan hub transit utama.

Tujuan utama yang terkena dampak termasuk Frankfurt, Jakarta, London, Los Angeles, Mumbai, Paris, Seoul, Sydney dan Tokyo, kata maskapai itu di situs webnya.

Baca Juga

"Singapore Airlines dan Silk Air untuk sementara waktu akan mengurangi layanan di seluruh jaringan kami karena lemahnya permintaan sebagai akibat dari wabah Covid-19," kata perusahaan penerbangan itu, Selasa (18/2).

"Kami akan terus memantau situasi dan melakukan penyesuaian lebih lanjut sebagaimana diperlukan," lanjutnya.

Maskapai menolak untuk mengatakan berapa persen kapasitas yang telah dipangkas, mengutip sensitivitas komersial. Pemangkasan tersebut mengikuti pengurangan besar yang sudah diumumkan dalam layanan ke China daratan dan Hong Kong. Pada kuartal Desember, penerbangan ke China daratan mencapai 11 persen dari kapasitas untuk maskapai ini, dan lebih dari itu untuk maskapai berbiaya murah milik Singapore Airlines, Scoot.

"Tidak mengherankan melihat beberapa pemotongan dalam penerbangan, mengingat lemahnya pemesanan ke depan yang dapat diharapkan dari lingkungan saat ini," kata analis DBS Paul Yong.

Permintaan pada penerbangan ke Korea Selatan dan Jepang telah terpukul paling parah setelah China. Itu adalah area pengurangan terbesar dalam pengumuman hari Selasa.

Sebanyak 77 kasus Singapura adalah salah satu yang tertinggi di luar China daratan, di mana lebih dari 1.800 orang telah tewas dalam epidemi. Pekan lalu, pusat pariwisata dan perjalanan Asia mengatakan pihaknya memperkirakan jumlah pengunjung akan turun seperempat atau lebih tahun ini, terkena wabah virus.

Selain pengunjung ke negara-kota, Singapore Airlines juga sangat bergantung pada lalu lintas transit. Perjalanan premium telah terkena dampak setelah banyak acara bisnis dibatalkan di seluruh Asia karena virus.

Pesaing yang berbasis di Hong Kong, Cathay Pacific Airways Ltd mengatakan pihaknya memotong 40 persen kapasitas di seluruh jaringannya, naik dari 30 persen sebelumnya, karena lemahnya permintaan. Idealisa Masyrafina

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement