Selasa 18 Feb 2020 13:49 WIB

Jepang Mulai Uji Coba Obat HIV untuk Virus Corona

Belum jelas berapa lama penggunaan obat HIV di Jepang dapat disetujui untuk corona.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Petugas berpakaian pelindung berdiri di dekat kapal pesiar Diamond Princess berlabuh di Pelabuhan Yokohama untuk mengisi perbekalan di Yokohama, Jepang, Kamis (6/2).  Petugas kesehatan mengkonfirmasi 10 kasus baru positif virus corona selain temuan 10 kasus Rabu kemarin.
Foto: Eugene Hoshiko/AP Photo
Petugas berpakaian pelindung berdiri di dekat kapal pesiar Diamond Princess berlabuh di Pelabuhan Yokohama untuk mengisi perbekalan di Yokohama, Jepang, Kamis (6/2). Petugas kesehatan mengkonfirmasi 10 kasus baru positif virus corona selain temuan 10 kasus Rabu kemarin.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kepala Kabinet Sekretaris Yoshihide Suga Jepang memulai uji coba segera menggunakan pengobatan HIV untuk virus corona, Selasa (18/2). Uji coba memanfaatkan pengobatan HIV bukan pertama kali setelah wabah tersebut tersebar semakin luas.

"Kami saat ini sedang bersiap untuk memulai uji klinis menggunakan obat HIV pada virus corona baru," kata juru bicara pemerintah Suga saat melakukan jumpa media.

Suga menyatakan, belum diketahui pasti akan memakan waktu hingga berapa lama untuk obat tersebut dapat disetujui. Jepang saat ini fokus untuk menyembuhkan orang-orang yang teridentifikasi positif terkena virus.

Jepang sekarang memiliki jumlah pasien positif virus corona lebih dari 500 kasus. Lebih dari 450 kasus di antaranya berasal dari kapal pesiar Diamond Princess yang merapat di Yokohama.

Sebelumnya, Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura mengatakan pemerintah siap untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menangani dampak virus corona. Jepang akan melakukan cara-cara yang fleksibel untuk menyelamatkan ekonomi dan pariwisata.

"Pemerintah berharap ekonomi Jepang akan melanjutkan pemulihan moderat. Tetapi kita harus waspada terhadap dampak virus corona pada ekonomi domestik dan luar negeri," kata Nishimura ketika Jepang menghadapi jumlah terbesar infeksi di luar daratan China.

Otoritas kesehatan China pernah menyatakan, hingga saat ini belum ada obat yang efektif untuk virus corona. Namun, beberapa yang terinfeksi mencoba memanfaatkan pengobatan dari pasien HIV. Lembaga itu mencoba menjelaskan tidak ada bukti dari uji klinis yang menunjukkan obat HIV atau yang disebut lopinavir atau ritonavir dapat menyembuhkan orang yang terinfeksi virus corona.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement