Selasa 18 Feb 2020 16:01 WIB

Jepang akan Selesaikan Pemeriksaan Penumpang di Kapal Pesiar

Sebanyak 466 penumpang dan kru kapal pesiar di Jepang terinfeksi virus corona.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Kapal pesiar Diamon Princess yang akan segera mengakhiri masa karantina di Jepang.
Foto: Humas Ditjen Hubla
Kapal pesiar Diamon Princess yang akan segera mengakhiri masa karantina di Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang berupaya menyelesaikan pemeriksaan kesehatan terhadap seluruh orang di kapal pesiar Diamond Princess, Selasa (18/2). Pasalnya, masa karantina 14 hari akan selesai pada Rabu (19/2) waktu setempat dan menyusul beberapa negara telah mengevakuasi warganya dari kapal pesiar tersebut.

Seluruh penumpang dan kru kapal yang berjumlah 3.711 telah diuji apakah mereka terinfeksi virus atau tidak. Berdasarkan informasi yang diperoleh, 466 orang penumpang maupun kru positif terpapar Covid-19.

Baca Juga

Jepang menghadapi kritik atas penanganannya terhadap situasi itu. Belasan infeksi baru terdeteksi hampir setiap hari sejak kapal itu tiba di pelabuhan Yokohama, Jepang pada awal Februari.

Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato menegaskan lagi pada Selasa bahwa penumpang yang dites hasilnya negatif akan diizinkan meninggalkan kapal mulai Rabu. "Kami telah melakukan tes untuk semua orang (di kapal)," katanya kepada wartawan dikutip Channel News Asia, Selasa (18/2).

"Beberapa hasil telah keluar, dan bagi mereka yang hasil tesnya sudah jelas, kami bekerja untuk mempersiapkan keberangkatan dari tanggal 19," katanya menambahkan. Kato mengatakan proses itu akan berlangsung dua atau tiga hari.

Namun demikian, mereka yang memiliki kontak dekat dengan orang-orang yang telah dites positif akan melakukan karantina mereka kembali ke tanggal kontak terakhir mereka dengan orang yang terinfeksi. Awak kapal juga diharapkan untuk tetap mengamati periode karantina lain setelah penumpang terakhir meninggalkan kapal.

Sejauh ini, Amerika Serikat (AS), Kanada, Australia, Hong Kong, dan kini Korea Selatan mengatakan, akan mengevakuasi warganya dari kapal. Korea Selatan akan mengirim pesawat kepresidenan pada Selasa untuk terbang kembali membawa empat warga negara dan satu pasangan Jepang.

Terdapat 14 warga Korea Selatan di kapal, tetapi sepuluh lainnya menolak untuk dievakuasi dari kapal karena mereka tinggal di Jepang, demikian laporan dari kantor berita Yonhap. Pada Senin pagi, lebih dari 300 warga AS dievakuasi dari kapal, di antara mereka, terdapat 14 orang yang telah dinyatakan positif terkena virus.

Warga AS seperti halnya warga negara dari negara lain yang dievakuasi dari kapal, harus menjalani karantina 14 hari lagi. Sementara itu, Kanada mengatakan bahwa pihaknya mengamankan penerbangan carteran untuk memulangkan warga Kanada dari kapal Diamond Princess, meski tidak memberikan rincian kapan proses itu akan berlangsung. Terdapat 256 warga Kanada di dalam kapal, dengan 32 sejauh ini dinyatakan positif virus.

Pemerintah asing menyatakan keputusan mereka untuk memindahkan warga negara sebagai upaya mengurangi beban otoritas Jepang. Kendati begitu, banyak yang menafsirkan evakuasi sebagai kritik terhadap penanganan situasi Tokyo.

AS dan Australia telah memberi tahu warga bahwa jika mereka menolak evakuasi dan karantina 14 hari tambahan, mereka tidak akan diizinkan pulang setidaknya selama dua minggu. Hal itu menunjukkan negara mereka tidak percaya karantina berbasis kapal telah berfungsi.

Setidaknya 466 orang di kapal sejauh ini dinyatakan positif virus dan telah dipindahkan ke rumah sakit setempat untuk perawatan. Tiga di antaranya adalah kru WNI. 

Jepang juga telah mengonfirmasi setidaknya 65 kasus di dalam negeri, termasuk banyak yang melibatkan orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini ke China. Pihak berwenang mengatakan virus ditransmisikan secara lokal. Jepang juga telah meminta warga untuk menghindari keramaian dan pertemuan yang tidak penting.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement