Sejumlah anak bermain di atas perahu saat mengungsi akibat banjir di lokasi pengungsian Aula Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (18/2). (FOTO : Republika/Abdan Syakura)
Sejumlah anak bermain wahana trampolin saat mengungsi akibat banjir di lokasi pengungsian Aula Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (18/2). (FOTO : Republika/Abdan Syakura)
Sejumlah warga beraktivitas saat mengungsi akibat banjir di lokasi pengungsian Aula Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (18/2). (FOTO : Republika/Abdan Syakura)
Sejumlah warga beraktivitas saat mengungsi akibat banjir di lokasi pengungsian Aula Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (18/2). (FOTO : Republika/Abdan Syakura)
Sejumlah warga beraktivitas saat mengungsi akibat banjir di lokasi pengungsian Aula Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (18/2). (FOTO : Republika/Abdan Syakura)
Seorang anak bermain gawai saat mengungsi akibat banjir di lokasi pengungsian Aula Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (18/2). (FOTO : Republika/Abdan Syakura)
Seorang warga menunaikan ibadah sholat dzuhur saat mengungsi akibat banjir di lokasi pengungsian Aula Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (18/2). (FOTO : Republika/Edi Yusuf)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menjelang 2 tahun pencanangan Citarum Harum banjir kembali melanda di Kampung Bojong Asih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (18/2).
Akibat banjir Citarum ini warga mengungsi ke lokasi pengungsian di Aula Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (18/2). Sedikitnya 47 Kepala Keluarga warga tiga RW mengungsi akibat banjir yang merendam rumah mereka setinggi satu hingga dua meter sejak Sabtu (15/2).
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Bandung sebanyak 31 ribu keluarga dan 13 ribu rumah dari tiga Kecamatan yakni Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang terdampak banjir akibat luapan sungai Citarum serta intensitas curah hujan yang tinggi.
Februari 2018 lalu Presiden Joko Widodo mencanangkan Program Citarum Harum sebagai program revitalisasi sungai Citarum. Program ini bertujuan memperbaiki DAS Citarum dan kualitas baku mutu air Citarum.
sumber : Republika
Advertisement