Selasa 18 Feb 2020 19:59 WIB

PBB: Tak Ada Tempat Berlindung Aman Bagi Warga Idlib Suriah

Komisioner HAM PBB menyerukan pihak berkonfrontasi menerapkan gencatan senjata.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Yudha Manggala P Putra
Idlib, Suriah
Idlib, Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Michelle Bachelet mengatakan warga sipil di Provinsi Idlib, Suriah, berada dalam risiko lebih tinggi daripada sebelumnya. Dia menyerukan pihak yang berkonfrontasi menerapkan gencatan senjata dan membuka koridor bantuan kemanusiaan.

"Tidak ada tempat berlindung yang aman sekarang. Ketika serangan (pasukan) pemerintah (Suriah) berlanjut dan orang-orang dipaksa masuk ke (wilayah) kantong yang lebih kecil dan lebih kecil, saya khawatir semakin banyak orang akan terbunuh," ujar Bachelet saat menggelar konferensi pers di Jenewa, Swiss, Selasa (18/2), dikutip laman Voice of America.

Serangan pasukan Suriah dan Rusia ke Provinsi Idlib sejak Desember tahun lalu telah menyebabkan 900 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Mereka, termasuk di antaranya bayi dan balita, harus hidup dalam krisis di kamp bantuan.

"Krisis di barat laut Suriah telah mencapai tingkat baru yang mengerikan," kata kepala urusan kemanusiaan dan bantuan darurat PBB Mark Lowcock pada Senin (17/2), dikutip laman Al-Arabiya.

Dia mengungkapkan para pengungsi mengalami trauma. Mereka pun terpaksa tidur di luar kamp di tengah suhu dingin yang menusuk. Sebab kamp-kamp bantuan telah sesak oleh pengungsi lainnya. "Ibu membakar plastik untuk menjaga anak-anaknya tetap hangat. Bayi dan anak kecil sekarat karena kedinginan," ucap Lowcock.

Menurut dia, serangan yang dilancarkan ke barat laut Suriah memang tak pandang bulu. "Fasilitas kesehatan, sekolah, tempat tinggal, masjid, pasar, telah terhantam. Sekolah ditangguhkan, banyak fasilitas kesehatan ditutup. Ada risiko wabah penyakit serius," ujarnya.

"Kami sekarang menerima laporan bahwa permukiman untuk orang-orang terlantar turut terhantam, yang mengakibatkan kematian, cedera, dan perpindahan lebih lanjut,"  kata Lowcock menambahkan.

Idlib, termasuk sebagian dari Provinsi Aleppo yang bertetangga, adalah rumah bagi sekitar tiga juta orang. Setengah dari penduduk di sana telah mengungsi akibat gempuran serangan yang dilancarkan Suriah dan Rusia. Idlib adalah satu-satunya wilayah yang masih dikuasai kelompok oposisi bersenjata Suriah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement