Rabu 19 Feb 2020 07:00 WIB

Van Dijk: Gol Atletico ke Jala Liverpool Sarat Keberuntungan

Van Dijk menegaskan Liverpool masih punya waktu 90 menit di leg 2 tiga pekan lagi.

Bek Liverpool Virgil van Dijk.
Foto: Jason Cairnduff/Reuters
Bek Liverpool Virgil van Dijk.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Bek Liverpool Virgil van Dijk menilai gol kemenangan Atletico Madrid dalam laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions bukan sesuatu yang lahir dari peluang, Gol itu datang dari keberuntungan yang menaungi tim tuan rumah di Stadion Wanda Metropolitano, Spanyol, Rabu (19/2) WIB.

Gol itu terjadi saat pertandingan belum genap berusia empat menit. Sepak pojok Atletico membentur kerumunan pemain di dalam kotak penalti sebelum bola jatuh di hadapan Saul Niguez yang tinggal menjaga ketenangan untuk menyonteknya ke gawang Liverpool.

Baca Juga

"Kami sadar ini akan menjadi pertarungan ketat di kandang mereka, dengan suporter yang berdiri tegak mendukung timnya," kata Van Dijk dalam wawancara purnalaga bersama stasiun televisi BT Sport, dilansir laman resmi UEFA. "Dan kebobolan di awal laga jelas tidak membantu kami, apalagi itu lahir bukan dari sebuah peluang, tetapi keberuntungan."

Sejak itu, Liverpool terus berusaha keras untuk membalas, tetapi kombinasi gol cepat dan pola permainan bertahan ala Diego Simeone membuat the Reds yang menguasai 72 persen pengendalian bola tanpa menghasilkan satu pun tembakan tepat sasaran hingga peluit akhir berbunyi.

Kendati kalah di laga pertama, Van Dijk menegaskan Liverpool masih punya waktu 90 menit di laga kedua tiga pekan lagi untuk memperbaiki keadaan.

"Pesan pelatih ketika istirahat adalah tetap memainkan pola biasanya. Kami menguasai banyak bola hampir sepanjang laga," kata Van Dijk. "Memang kami tidak bisa menciptakan peluang yang cukup membahayakan, tapi masih ada 90 menit untuk menebus kesalahan ini dan kami harus tetap percaya diri."

Liverpool tak asing dengan keberhasilan membalikkan ketertinggalan di leg pertama menjadi tiket kelolosan berkat penampilan di leg kedua.

Musim lalu misalnya, setelah takluk 0-3 di Nou Camp, Liverpool menggelar lakon come-back ikonik mengalahkan Barcelona 4-0 di Anfield. Liverpool pun bisa lolos ke final dan akhirnya menjadi juara Liga Champions.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement