REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Longsor susulan dengan skala kecil kembali terjadi di lahan yang berada disamping ruas Jalan Tol Cipularang Km 118, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung, Rabu (19/2) sekitar pukul 11.30 Wib. Material longsor melukai salah seorang pekerja, Kris, yang tengah membenahi area tersebut.
Salah seorang pekerja, Iwan mengatakan, tiap hari terjadi longsor susulan dengan skala kecil. Kata dia, longsor susulan memiliki lebar 9 meter dan tinggi sekitar 3 meter.
"Tadinya, saya mau benerin terpal yang terbawa longsor. Tapi, untungnya belum ke sana," ujarnya, Rabu (19/2).
Sementara itu, longsor melukai salah seorang pekerja, Kris yang tengah berada dilokasi kejadian. Saat itu, Kris mencoba menghindari longsoran dengan cara meloncat. "Sehabis loncat, kakinya menginjak batu dan kakinya terkilir," ujar Dudi (45 tahun) rekan Kris.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat mengungkapkan longsor terjadi di Kampung Hegarmanah RT 02 RW 04, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (11/2) malam. Akibatnya, 10 rumah milik warga ikut terkena dampak salah satunya tertimbun material longsor.
Kepala BPBD Kabupaten Bandung Barat, Duddy Prabowo mengatakan, longsor terjadi disebabkan saluran air (gorong-gorong) yang tidak berfungsi. Akibatnya, air menyerap ke tanah dan mengakibatkan longsor. Beruntung, katanya tidak terdapat korban dalam kejadian itu.
"10 rumah terdampak longsor, satu rumah tertimbun, tiga rumah rusak berat, enam rumah terancam terkena longsoran," ujarnya.
Menurutnya, sekitar 80 orang jiwa terpaksa mengungsi akibat peristiwa longsor. Sementara itu, dampak lainnya lahan pertanian sekitar tiga hektare mengalami kerusakan dan 4 kolam ikan hancur.
Dia mengatakan, pascakejadian pihaknya langsung mendatangi lokasi longsor dan melakukan evakuasi terhadap 80 orang ke tempat yang lebih aman. Menurutnya, tenda pun dipasang untuk memantau perkembangan pergerakan tanah.