REPUBLIKA.CO.ID, YOKOHAMA - Para ahli telah menyuarakan keprihatinan tentang kemungkinan orang-orang dari kapal pesiar Diamond Princess melakukan perjalanan pulang dan menyebar ke kota-kota yang padat penduduk seperti Tokyo. Mereka mengatakan ada kemungkinan infeksi sekunder telah terjadi pada kapal selama 14 hari karantina.
Kentaro Iwata, seorang spesialis penyakit menular di rumah sakit Universitas Kobe memperingatkan bahwa beberapa penumpang yang meninggalkan Diamond Princess bisa membawa virus Corona. Ia mengatakan menurunkan penumpang untuk keluar dari kapal adalah ide yang baik karena kondisi di sana justru bisa lebih berbahaya bagi mereka yang pada awalnya sehat.
Tetapi, ada kemungkinan bahwa beberapa orang yang baru-baru ini dites negatif virus Corona bisa menjadi positif. Iwata mengingatkan bahwa pembersihan virus harus dilakukan secara menyeluruh. Diperlukan pemantauan secara ketat selama dua pekan mendatang kepada mereka, terlebih jika mulai mengalami gejala infeksi.
“Tentu saja orang-orang yang diturunkan dari kapal seharusnya tidak diizinkan berkeliaran dengan bebas. Mereka harus dipantau sehingga mereka dapat dengan cepat menerima perawatan medis jika mereka menunjukkan gejala infeksi virus Corona,” jelas Iwata.
Ratusan penumpang yang dinyatakan negatif virus Corona mulai meninggalkan kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di Yokohama, Jepang setelah karantina dilakukan selama dua pekan. Dalam laporan yang disiarkan stasiun televisi negara itu, sebagian besar orang terlihat keluar dari kapal pada Rabu (19/2) pagi dan meninggalkan dermaga.
Sebagian orang dari kapal terlihat menunggu bus yang akan menjemput mereka dan lainnya menggunakan taksi. Otoritas kesehatan Jepang mengatakan hanya sekitar 500 penumpang yang dapat diturunkan dari Diamond Princess. Sedangkan 2.500 lainnya masih harus mengikuti karantina lebih lanjut selama dua hari ke depan.
Setengah dari penumpang kapal pesiar tersebut adalah warga Jepang. Bagi mereka yang tinggal di negara itu kemudian juga diminta untuk melaporkan jika mengalami gejala-gejala infeksi COVID-19.