REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Berdiri pada 1 Juni 1987, Sanggar Nirmala Sari ini diasuh Ki Asman Budi Prayitno. Sanggar ini menggembleng anak-anak mulai umur lima tahun hingga belasan tahun tentang pewayangan dan pedalangan.
Penguasaan karakter wayang, serta alat musik gamelan menjadi dasar bagi anak-anak yang berlatih, mendalang wayang kulit di Sanggar Nirmala Sari.
Bagas salah satu murid wayang mengatakan, "Saya senang bermain wayang, juga ingin melestarikannya" singkat Bagas disela-sela waktu latihannya.
Bagi Ki Asman, wayang merupakan jatidiri bangsa yang harus tetap dilestarikan. Hal tersebut yang membuat setengah abad umurnya ia habiskan dengan tokoh-tokoh wayang kulit, hingga membuka kelas khusus bagi anak usia dini. Sebagai bentuk dedikasi hidupnya untuk eksistensi wayang kulit di kalangan anak.