Rabu 19 Feb 2020 17:46 WIB

FIBA Asia: Indonesia Vs Korsel, Pertarungan Pemain Lokal

Indonesia tak diperkuat pemain naturalisasi lawan Korsel dalam kualifikasi FIBA Asia.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Timnas basket Korea Selatan yang akan menjadi lawan Indonesia di kualifikasi FIBA Asia 2021, Kamis (20/2)..
Foto: Dok Timnas Basket Indonesia
Timnas basket Korea Selatan yang akan menjadi lawan Indonesia di kualifikasi FIBA Asia 2021, Kamis (20/2)..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjuangan timnas basket putra Indonesia untuk bisa tampil di Piala Dunia FIBA 2023 akan dimulai Kamis 20/2). Meskipun bertindak sebagai tuan rumah Piala Dunia FIBA 2023, namun Indonesia tidak otomatis menjadi satu dari 32 negara yang akan ambil bagian.

Untuk bisa tampil di Piala Dunia Basket 2023, Indonesia minimal harus masuk 10 besar Asia. Langkah pertama yang harus dilakukan timnas basket Indonesia harus bisa lolos dari babak kualifikasi FIBA Asia 2021, di mana Indonesia tergabung di Grup A bersama Filipina, Korea dan Thailand.

Baca Juga

Laga pertama babak kualifikasi FIBA Asia  2021 Arki Dikania Wisnu dkk akan menghadapi Korea. Pertandingan akan berlangsung, Kamis (20/2) pukul 19.00 WIB di Mahaka Arena, Kelapa Gading Jakarta. Duel ini akan menjadi pertarungan pemain lokal dari kedua negara. 

Dua calon pemain naturalisasi Indonesia, Brandon Jawato dan Lester Prosper belum bisa memperkuat Indonesia di windows pertama ini, baik saat melawan Korea maupun lawan Filipina pada Ahad (23/2) nanti. Proses naturalisasi mereka masih belum selesai. 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Basket Nas Putra Indonesia (@timnasputra) on

Sementara Korea dalam laga perdana melawan Indonesia juga tidak dapat memainkan pemain naturalisasinya. Ricardo Ratliffe yang memiliki nama Korea Ra Gun Ah tidak bisa dimainkan karena sedang mengalami cedera lutut. Jadi laga melawan Korea adalah pertarungan pemain lokal.

Manajer timnas basket  Indonesia Maulana Fareza Tamrela, saat jumpa pers, Kamis (19/2), mengatakan, "Kita akan manfaatkan sepuluh pemain lokal yang sejak bulan Agustus sudah berlatih bersama. Berharap pertandingan berlangsung seru."

Selain sepuluh pemain yang tergabung dalam Indonesia Patriots, menurut Mocha, sapaan akrab Fareza, timnas telah memanggil dua pemain muda. "Kita memanggil dua pemain muda Muhammad Arighi dan Derrick Michael. Kita memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk menambah pengalaman mereka."

Ia mengatakan memang sangat disayangkan Lester Prosper dan Brandon Jawato tidak ikut dalam window satu ini. Terlebih ada kesempatan mengalahkan Korea karena mereka tanpa pemain asing.

Mocha menjelaskan proses naturalisasi sebenarnya sudah tahap akhir. "Sudah ditandatangani kemarin, kita tinggal nunggu rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPR, kemudian melakukan sumpah di Kanwil, selanjutnya membuat KTP dan paspor, sehingga dua gim ini tidak mungkin pakai mereka."

Pencarian pemain asing tidak putus pada Prosper dan Brandon saja, lanjut Mocha. "Untuk window dua bulan November mendatang, kita tetap cari pemain naturalisasi lagi, Brandon dan Prosper tentunya menjadi kandidat."

Indonesia membidik minimal posisi tiga di grup A ini. "Korea dan Filipina memang di atas kita, Thailand saling mengalahkan. Minimal kita mendapat peringkat tiga, kita harus bisa menang home and away dari Thailand. Di sisi lain kita coba mencuri kemenangan dari empat laga melawan Filipina dan Korea."

Indonesia sebenarnya memiliki tiga pemain naturalisasi yang dalam pembentukan timnas kali ini tidak dilibatkan sama sekali. Ketiga pemain tersebut adalah Anthony Hargrove, Ibrahim Enguio atau Biboy dan Jamarr Andre Johnson. Menurut Mocha ketiga pemain naturalisasi tersebut sudah lama tidak terpantau kecuali Jamarr yang masih belum pulih benar. 

"Biboy dan Hargrove kita tidak tahu perkembangannya. Jamarr setelah di pertimbangkan oleh  manajemen, mengalami cedera Achilles butuh waktu satu tahun, kita belum lihat Jamarr main di laga profesional, kalau seratus persen baru kita panggil," jelasnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement