Rabu 19 Feb 2020 18:00 WIB

Bank Danamon Catat Laba Bersih Rp 4,07 Triliun

Laba bersih Danamon meningkat karena penjualan anak usaha asuransi telah tuntas.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) memaparkan kinerja tahun 2019 di Gedung Bank Danamon Kuningan, Jakarta, Rabu (19/2).
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) memaparkan kinerja tahun 2019 di Gedung Bank Danamon Kuningan, Jakarta, Rabu (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 4,07 triliun pada 2019, atau tumbuh empat persen dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan NPAT ini dikontribusikan oleh penuntasan transaksi penjualan 70 persen kepemilikan saham anak perusahaan, PT Asuransi Adira Dinamika Tbk.

Anak usaha yang bergerak di segmen asuransi umum tersebut diakuisisi Zurich Insurance Company Ltd senilai Rp 3,9 triliun. Hasil dari penjualan kepemilikan saham Asuransi Adira ini akan dialokasikan untuk memperkuat perusahaan termasuk infrastruktur, peningkatan kualitas layanan nasabah, dan potensi penambahan pendapatan kepada pemegang saham Bank Danamon.

Pertumbuhan laba bersih ini juga didorong oleh fokus Bank Danamon pada mesin pertumbuhan kunci. Yaitu kredit pada segmen Enterprise Banking dan Consumer Mortgage serta pembiayaan kendaraan bermotor.

Direktur Utama Bank Danamon, Yasushi Itagaki menyampaikan tahun pertama investasi MUFG membawa beberapa tonggak sejarah baru bagi Bank Danamon. Dari tuntasnya penggabungan usaha dengan Bank Nusantara Parahyangan (Bank BNP), mencapai persyaratan modal untuk menjadi bank BUKU IV, sampai dengan penjalinan kemitraan dengan berbagai institusi terkemuka.

"Pencapaian dan tonggak sejarah ini menjadi awal dari kebangkitan Danamon yang baru," katanya.

Ke depannya, Bank Danamon akan membangun pondasi kuat melalui pengembangan branding, sumber daya manusia, infrastruktur digital perusahaan, serta meningkatkan kolaborasi dengan MUFG. Melalui pendekatan yang berpusat pada nasabah, Bank Danamon memastikan semua inisiatif yang dilakukan memperhatikan kepentingan nasabah.

Tahun lalu, kolaborasi dengan MUFG menghasilkan ajang Business Matching pertama. Bank mempertemukan hampir 80 nasabah korporasi dari Jepang, Indonesia, dan negara-negara Asia Tenggara untuk saling memperluas jejaring serta membuka peluang ekspansi bisnis.

Tahun lalu Danamon juga mencetak peningkatan penggunaan layanan digital. Dengan lebih dari 94 persen transaksi perbankan dilakukan melalui layanan digital. Aplikasi mobile banking Danamon, D-bank dapat digunakan untuk membuka tabungan secara online tanpa harus pergi ke cabang.

"Ini berkontribusi 13 persen dalam hal pendaftaran nasabah baru," tambah Yasushi.

Chief Financial Officer (CFO) Bank Danamon, Muljono Tjandra menambahkan, Bank Danamon memiliki empat sumber pertumbuhan kredit. Yakni kredit di segmen enterprise banking, konsumer, UMKM, dan kendaraan bermotor.

Entreprise Banking yang terdiri dari segmen Perbankan Korporasi, Perbankan Komersial dan Institusi Keuangan naik enam persen menjadi Rp 44,0 triliun. Segmen Perbankan Usaha Kecil Menengah (UKM) mencatatkan pertumbuhan sebesar satu persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp 31,5 triliun.

Sementara kredit konsumer KPR, tumbuh 16,3 persen menjadi Rp 9,1 triliun. Untuk pembiayaan kendaraan bermotor yang dimotori Adira Finance tumbuh tujuh persen secara setahunan menjadi Rp 54,8 triliun di tengah perlambatan pada industri otomotif.

Di luar perbankan mikro, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh lima persen menjadi Rp 143,8 triliun secara setahunan. Rasio kredit bermasalah atau NPL pada akhir 2019 tercatat stabil di posisi 3,0 persen. Sementara, rasio kredit restrukturisasi membaik 30 basis poin dibandingkan setahun sebelumnya menjadi 2,3 persen. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement