REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 43 Usaha Mikro Kecil san Menengah (UMKM) yang tergabung dalam Koperasi Ikosero Payakumbuh, siap mengekspor 480 ton bumbu rendang ke Arab Saudi. Bumbu rendang tersebut untuk memenuhi kebutuhan makan 120 ribu jamaah Haji asal Indonesia di musim Haji tahun ini.
Dengan begitu 50 perlu persen dari total jamaah haji Tanah Air yang sebanyak 240 ribu. "Jumlah ekspor 480 ton itu dengan asumsi per jamaah mengonsumsi 2 kilogram rendang selama 40 hari," ujar Wakil Walikota Payakumbuh sekaligus Pembina Koperasi Ikosero Payakumbuh Erwin Yunaz, saat ditemui wartawan di Kantor Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), Jakarta, Rabu, (19/2).
Ia menyebutkan, gebrakan ini difasilitasi oleh Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) yang berhasil menggaet perusahaan katering asal Arab Saudi yakni Al Bait Maamour For Umra Service.
Erwin menjelaskan, ini pertama kali bumbu rendang diekspor. Maka menjadi sejarah bagi UMKM Indonesia yang bisa menembus pasar luar negeri.
"Apalagi untuk persediaan makanan jamaah haji, karena tak bisa sembarangan. Jadi kami hanya ekspor bumbu, lalu akan kirim 50 juru masaknya ke sana, langsung masak di sana," jelas dia.
Sementara dagingnya, langsung dari Arab Saudi. Sebab Al Bait Maamour For Umra Service tidak mau memakai daging dari luar negaranya.
Erwin melanjutkan, dalam dua bulan ke depan, pihaknya akan mulai produksi. Ditargetkan dapat memfasilitasi UMKM sebanyak 10 ton per hari.
"Kita ingin menunjukkan ke Menteri Koperasi dan UKM, kalau UMKM kita mampu mandiri. Kalau order nya sudah jelas begini, pihak swasta diharap mau membantu untuk memfasilitasi termasuk pembiayaan,"
Menurut Erwin, dengan sentuhan teknologi modern, bumbu rendang diklaim bisa bertahan selama satu tahun meski tanpa bahan pengawet. Cita rasanya pun tidak berubah.
Dirinya melanjutkan, potensi ekspor ke negara-negara lain, kini terbuka lebar. Payakumbuh juga akan menyasar beragam negara yang memiliki tenaga kerja Indonesia, seperti Malaysia dan Hong Kong.
"Ini role model pertama di Indonesia. Harapannya presiden menjaga koperasi dan UMKM tumbuh dengan baik. Ini sebagai pembuka," kata Erwin.
Agar Koperasi dan UMKM berkembang pesat, Pemerintah Daerah Payakumbuh berjanji akan membuat fasilitas UKM dengan skala industri dan biaya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) lebih besar. Tujuannya supaya bisa memenuhi permintaan yang lebih banyak pula.
"Selama ini UMKM membuat sendiri-sendiri dengan keterbatasannya. Kalau diminta dalam jumlah besar, UMKM tidak mampu. Jadi pemerintah membuatkan fasilitas yang berskala indutri," kata Erwin.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyambut baik langkah Koperasi Ikosero Payakumbuh. Bumbu rendang produksi Ikosero Payakumbuh tersebut dinilai layak melakukan ekspor, karena sudah memiliki nama pabrikasi standar industri.
Menurutnya, para UMKM harus melihat potensi ekspor di sektor kuliner yang sangat besar mulai dari Aceh hingga Papua. "Kita kalahlah Vietnam, mereka kan restauran banyak banget. Ini yang ingin didorong presiden," kata Teten pada kesempatan serupa.
Bukan cuma di Timur Tengah, Teten berharap, produk kuliner UMKM bisa diekspor juga ke Malaysia, Hongkong, Thailand, serta Korea Selatan. "Kita sasar kebutuhan TKI (Tenaga Kerja Indonesia), baik makanan serta fesyennya," ujarnya.
Teten menegaskan, pemerintah pun telah memfasilitasi eksportir dengan special price untuk pengiriman lewat udara. "Dengan pak Erick (Menteri BUMN) akan dibicarakan supaya Garuda menyubsidi ini (kargo makanan), karena tidak selamanya kargo penuh, belajar di Thailand itu dimanfaatkan untuk mengirim bumbu-bumbu ke jaringan restoran," jelas dia.
Teten melihat, saat ini teknologi makanan sudah sangat canggih. Terutama dari segi bentuk kalengan yang mudah dibawa dan mudah untuk dimakan. "Kita mau nggak cuma rendang, tapi nantinya orang bisa makan sop buntut instan seperti Sop Buntut Makmun, rawon, dan lainnya," tuturnya.