REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- CEO Manchester City Ferran Soriano membantah keras tuduhan Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) bahwa City melanggar lisensi klub dan Financial Fair Play (FFP). City dituding memalsukan catatan pengeluaran dan pemasukan.
Akibatnya, City disanksi larangan tampil di kompetisi Eropa selama dua musim mulai musim depan. City juga didenda sebesar 30 juta Euro. Namun City langsung melakukan banding ke pengadilan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS).
"Para penggemar bisa yakin akan dua hal. Yang pertama adalah tuduhan itu salah. Dan yang kedua adalah kami akan melakukan segala yang bisa dilakukan untuk membuktikannya," ujar Soriano dilansir dari BBC, Kamis (20/2).
Soriano mengatakan, pemilik klub belum memasukkan uangnya. Karena klub ini adalah klub yang untung dan tidak unya hutang. Ia juga mengklaim auditor berkali-kali melakukan audit termasuk oleh regulator dan investor.
Soriano menambahkan klub telah bekerja sama sejak lama terkait penyelidikan ini sebelumnya dengan mengirimkan dokumen yang dibutuhkan. Dokumen-dokumen tersebut, kata dia, membuktikan tuduhan pelanggaran tersebut tidak benar.
Soriano menuturkan pengusutan yang dilakukan UEFA sebelumnya sudah tak adil karena City dianggap bersalah sebelum adanya pembahasan. Menurut dia, hal tersebut merugikan tim. "Pada akhirnya ini adalah proses internal yang telah dimulai dan kemudian dituntut dan kemudian dinilai oleh bagian FFP ini di UEFA," jelas dia.
UEFA, lanjut Soriano, lebih mempercayai dokumen yang dicurinya dibandingkan dokumen yang dikirimkan klub. Maka dari itu, Soriano menyimpulkan sanksi ini berbau keputusan politik.
Soriano berharap segera menemukan solusi dengan cepat dan adil. "Harapan saya yang terbaik adalah bahwa ini akan selesai sebelum awal musim panas dan sampai saat itu bagi kami, ini adalah bisnis seperti biasa," tegasnya.