REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB - Sumber militer oposisi pemerintah Suriah mengatakan sudah ada 15 ribu pasukan Turki yang berada di barat laut negara itu. Sebelumnya Turki mengirimkan konvoi besar pasukan mereka untuk memenuhi wilayah tersebut.
"Anda tidak bisa membayangkan skala bala bantuan Turki, setengah Reyhanli kini penuh berisi komandan Turki yang siap memasuki Suriah," kata sumber tersebut, Kamis (20/2).
Sumber tersebut menyinggung tentang kota perbatasan Turki-Suriah. Pernyataannya menunjukkan kemungkinan konfrontasi langsung antara Ankara dan Damaskus semakin tinggi.
"Mereka menyiapkan pasukan mereka untuk jam nol, operasi diperkirakan dapat dimulai kapan pun," tambahnya.
Pada 2018 lalu Turki dan Rusia menyepakati perjanjian untuk membentuk zona de-eskalasi di Idlib. Perjanjian itu membuat kedua belah pihak mendirikan pos pengamatan.
Sejak ketegangan dalam konflik meningkat, kedua negara menuduh pihak lain melanggar perjanjian itu. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pasukan Rusia mematuhi perjanjian sebelumnya tapi juga menanggapi provokasi.
"Jika kami membicarakan operasi melawan pemerintah Suriah yang sah dan pasukan bersenjata, maka tentu itu skenario terburuk," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Dalam beberapa pekan terakhir pasukan Suriah berhasil merebut kembali kota-kota di Provinsi Aleppo. Mereka juga sudah menguasai jalan tol strategis M5 yang menghubungkan Damaskus dengan Aleppo.
Belum diketahui apakah Ankara dan Moskow akan melanjutkan perundingan atau tidak. Jenderal militer Suriah yang membelot Ahmad Rahhal mengatakan pembicaraan di Moskow telah 'mempermalukan Turki' dan membuat Ankara marah.
"Rusia membuat kesalahan, kami menuju operasi militer Turki di Suriah tapi tidak ada yang tahu kapan tepatnya, mungkin dimulai dengan gelombang dan bertahap membangung front depan," katanya.