REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Juanda Dimansyah menyebutkan, ada 4.072 keluarga yang rumahnya terdampak bencana di wilayah Barat Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Namun, dari jumlah itu hanya 248 keluarga yang mengajukan hunian sementara (huntara).
"Kami membuatkan huntara sesuai yang diajukan korban melalui kecamatan, yang mengajukan hanya 248 keluarga," ujarnya usai meninjau huntara di Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, kemarin.
Huntara tersebut tersebar di dua kecamatan yang terdampak bencana, yaitu di Kecamatan Sukajaya sebanyak 24 unit, dan di Cigudeg sebanyak 224 unit. Hunian berukuran 3 meter X 3 meter ini menjadi tempat tinggal sementara para korban bencana sambil menunggu terbangunnya hunian tetap (huntap).
Juanda mengatakan, setiap satu unit huntara menelan biaya sekitar Rp 5 juta, dengan material dinding berbahan triplek dan atap dari asbes. Setiap satu unitnya dihuni oleh satu keluarga.
Menurutnya, para korban yang tidak mengajukan huntara, umumnya mengungsi ke rumah sanak saudara, bahkan ada pula yang mengontrak. Selain itu, ada pula beberapa di antaranya yang dibuatkan huntara oleh relawan.
Sementara itu, Bupati Bogor, Ade Yasin mengaku, akan membuatkan 2.000 huntap untuk keluarga korban yang rumahnya terdampak bencana. Kini, Pemerintah Kabupaten Bogor dihadapkan dengan pekerjaan rumah (PR) merobohkan ratusan pohon di lahan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII Cikasungka, sebagai tempat pembangunan huntap.
"Untuk membangun huntap, jadi sebelum land clearing (pembersihan lahan), kita bersihkan dulu pohon-pohonnya," ujar Bupati Bogor, Ade Yasin usai merobohkan pohon kelapa sawit menggunakan alat berat secara simbolis, Rabu (19/2).
Seperti diketahui, berdasarkan hasil rekap data terakhir, bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu (1/1) itu menyisakan 14.010 pengungsi yang berasal dari empat kecamatan. Dari Kecamatan Cigudeg sebanyak 922 orang, Kecamatan Sukajaya sebanyak 9.926 orang, Kecamatan Nanggung sebanyak 3.121 orang, dan Kecamatan Jasinga sebanyak 41 orang.
Pasalnya, peristiwa di awal tahun 2020 itu banyak menyebabkan kerusakan materil, khusus bangunan rumah ada sebanyak 1.092 unit rusak berat, 1.625 unit rusak sedang, dan 1.334 unit rusak ringan.
Kejadian tersebut juga menelan korban jiwa sebanyak delapan orang, dan tiga orang hilang yang kini sudah dinyatakan meninggal meninggal dunia. Kemudian, 12 orang mengalami luka berat, dan 517 orang mengalami luka ringan.