REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI bersama National Olympic Comitee (NOC), KONI, dan perwakilan CdM PON melakukan penandatanganan MoU bantuan pemusatan latihan (pelatnas) Olimpiade dan pembinaan dua cabang olahraga (cabor) di kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (20/2).
Cabor yang menandatangani MoU adalah PB ISSI (balap sepeda) dan PP Pelti (tenis lapangan). Sebelum Kemenpora menyalurkan bantuan dana, terdapat lima orang dari pihak Kemenpora, akademisi, dan praktisi olahraga untuk mengulas pengajuan dana yang diminta pengurus cabor.
PB ISSI mengajukan proposal dana sebesar Rp 8,8 miliar plus sembilan atlet untuk pelatnas. Kemenpora menyetujui delapan atlet ditambah kucuran dana Rp 6,2 miliar. Sedangkan PP Pelti mengusulkan 20 atlet dengan total anggaran Rp 19,3 miliar. Kemenpora merestui 10 atlet dengan bantuan Rp 5,9 miliar.
Dana yang diberikan pemerintah diperuntukkan bagi pelaksanaan pelatnas Olimpiade sebagai prioritas dan pembinaan jangka panjang. Selain itu, bantuan juga dapat dimanfaatkan para atlet pelapis dan junior untuk Asian Games 2022, Olimpiade 2024, serta SEA Games 2021 dan 2023. Dengan harapan konsistensi prestasi dan target prestasi dapat terealisasi.
Jika lebih dirinci, komponen bantuan dana dapat dipakai untuk honorarium, akomodasi, uji coba, latihan, suplemen makanan, peralatan cabor, dan BPJS Ketenagakerjaan bagi manajer, pelatih, atlet, dan tenaga pendukung lainnya.
Selain cabor-cabor tersebut, finalisasi ulasan dan seleksi tengah berlangsung untuk Perbakin (menembak), PODSI (dayung), FPTI (panjat tebing), dan PSOI (selancar).
Kemenpora belum mengulas proposal PRSI (renang). Sebab PRSI baru mengajukan proposal per 18 Februari lalu. Sementara untuk Perpani(panahan), disebut belum mengirim proposal.