REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Anhar Riza Antariksawan menegaskan, radiasi zat radioaktif di Perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan, bukanlah akibat kebocoran fasilitas reaktor nuklir milik Batan. Sebab, fasilitas reaktor nuklir yang berada di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong itu diawasi secara ketat.
"Itu tidak berasal sama sekali dari reaktor atau kebocoran atau apa pun. Saat ini reaktor beroperasi dengan aman dan selamat," kata Anhar saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (20/2).
Anhar menjelaskan, fasilitas reaktor nuklir di Puspitek sudah dilengkapi sistem keamanan sesuai amanat Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Nomor 1 Tahun 2019. Sistem keamanan juga sudah sesuai rekomendasi Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) sebagaimana tertuang dalam Information Circular 225 Revisi Empat.
Selain penerapan sistem kemanan, kata Anhar, fasilitas reaktor nuklir juga diinspeksi secara periodik oleh Bapeten dan IAIA. Pengawasan serupa, juga diterapkan terhadap Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Batan.
PLTR sendiri, kata Anhar, juga tidak mengalami kebocoran sebab, sudah diterapkan sistem akuntansi limbah yang sesuai dengan aturan keselamatan dan keamanan yang ditetapkan oleh Bapeten.
Meski demikian, Anhar menyebut pihaknya akan memastikan pembersihan zat radioaktif di Perumahan Batan Indah akan dilakukan hingga tuntas. Setelah itu, akan dilakukan proses remediasi atau mengembalikan kondisi lingkungan seperti sedia kala.
Sebelumnya, Bapeten juga telah memastikan radiasi nuklir di Perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan, bukan karena kebocoran di fasilitas reaktor nuklir milik Batan. Sebab, apabila terjadi kebocoran, tentu area sekitar lokasi reaktor yang pertama kali terpapar.
Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan, mengatakan, Perumahan Batan Indah berjarak sekitar 6 kilometer (km) dengan fasilitas reaktor nuklir milik Batan. Jaraknya menurut Indra terpaut cukup jauh.
"Kalau misalkan itu bocor, ya di sana dulu lah yang kena (radiasi nuklir)," kata Indra kepada Republika.co.id, Senin (17/2).
Paparan radiasi di Perumahan Batan Indah itu ditemukan oleh Bapeten pada akhir Januari lalu. Setelah dilakukan penyelidikan awal, diketahui penyebabnya karena ada zat radioaktif di lahan seluas 10×10 meter.
Hasil pengujian laboratorium menyatakan, zat itu adalah Cesium 137. Jenis zat yang bisa menyebabkan kanker bila terkontaminasi tubuh manusia pada kadar tertentu.
Pihak Batan telah melakukan proses pembersihan di area terpapar. Sebanyak 9 orang warga juga menjalani pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui dampak paparan radiasi tersebut. Adapun pelaku pembuangan limbah berbahaya itu kini sudah mulai diusut oleh pihak kepolisian.