REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontribusi BNI Syariah terhadap industri fashion pada 2019 tercatat sekitar Rp 35 miliar. Sekretaris Perusahaan BNI Syariah, Bambang Sutrisno menyampaikan mayoritasnya dalam bentuk pembiayaan.
"Sebesar Rp 35 miliar itu lebih banyak untuk pembiayaan, funding juga besar, tapi yang memiliki efek yang berkelanjutan kan pembiayaan," katanya usai konferensi pers Muslim Fashion Festival (Muffest) 2020 di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (20/2).
Pembiayaan untuk pengusaha UMKM akan meningkatkan bisnis mereka, sehingga berdampak pada funding. Untuk tahun ini, BNI Syariah menargetkan peningkatan bisnis dari sektor industri halal sebesar lebih dari 10 persen.
Bambang menyampaikan segmen yang dibidik tidak spesifik untuk industri fashion saja, melainkan keseluruhan. Namun ia meyakini prospek fashion Muslim akan terus meningkat. Mengingat Indonesia punya basis konsumen yang sangat kuat.
Secara makro, pasar Indonesia sangat kaya. Sehingga dengan menguasai pasar domestik saja, maka bisnis akan meningkat pesat. Indonesia tidak hanya mampu secara teknis untuk membuat fashion, tapi juga punya konsumen yang besar.
"Fashion Muslim pasti yang paling maju Indonesia, kalau negara lain barangkali dia mampu produksi tapi konsumennya kan terbesar adalah Indonesia," katanya.
Sehingga ia optimistis industri mode muslim Indonesia bisa terus berkembang. Apalagi didukung dengan banyak fashion festival seperti Muffest di beberapa kota sehingga bisa membantu menumbuhkan industri halal.
Dalam Muffest 2020 di JCC, BNI Syariah menargetkan sejumlah transaksi keuangan. Mulai dari 100 pembukaan rekening baru, pembiayaan konsumer sebesar Rp 4 miliar, pembiayaan produktif untuk UKM sebesar Rp 4 miliar, dan akusisi Hasanah Card sebanyak 100 kartu.