REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar Hirawan mengatakan rencana pemerintah memberikan diskon tiket pesawat akan memperkuat basis sektor pariwisata yang berorientasi pasar dalam negeri untuk mengantisipasi imbas perlambatan ekonomi global.
"Jadi merebaknya virus Corona merupakan momentum bagi pemerintah dan sektor swasta berbenah diri untuk memfasilitasi wisatawan dalam negeri yang sebenarnya lebih potensial dibandingkan wisatawan luar negeri," katanya dihubungi di Jakarta, Kamis (20/2).
Ia optimistis pemberian diskon itu akan mendongkrak pariwisata Tanah Air di tengah melesunya sektor pariwisata sebagai imbas merebaknya virus Corona.
Menurut dia, pasar wisatawan domestik harus digarap maksimal apalagi bonus demografi penduduk Indonesia yang mayoritas milenial dan gemar melakukan belanja wisata.
"Mereka sangat gemar mengalokasikan pendapatannya untuk berwisata, dibandingkan untuk memenuhi kebutuhan lainnya, seperti membeli aset atau kendaraan," imbuh Fajar.
Pangsa pasar wisatawan mancanegara saat ini sedang melesu karena imbas virus corona yang mulai merebak di China. Sedangkan China, merupakan salah satu pangsa pasar terbesar kedatangan wisatawan asing ke sejumlah destinasi di Indonesia.
Pemerintah menghentikan sementara penerbangan dari dan ke China melalui seluruh pintu masuk Indonesia, salah satunya di Bali.
Di Bali, sebanyak 164 jadwal penerbangan yang menghubungkan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali dengan seluruh destinasi di China Daratan akan dibatalkan mulai Rabu, 5 Februari 2020.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam siaran pers ketika pemaparan kinerja APBN, Rabu (19/02) mengatakan pemerintah segera memfinalkan perhitungan untuk insentif dalam bentuk diskon kepada para penumpang.
Upaya itu, kata dia, dalam rangka mencapai tujuan wisata dan insentif untuk travel agent mancanegara yang bisa membawa wisatawan ke Indonesia.