REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan, pemerintah berupaya mempercepat swasembada daging sehingga otomatis menekan angka impor komoditas itu.
"Saya tidak bisa sebutkan tahun pastinya swasembada daging.Yang pasti memang harus bisa dipercepat," ujarnya di Serdangbedagai, Sumut, Kamis (20/2). Dia mengatakan itu usai acara peluncuran sapi kerbau komoditas andalan negeri (Sikomandan) dan panen pedet (anak sapi) di Serdangbedagai.
Hingga saat ini, katanya, Indonesia memang masih impor daging sapi. Kebutuhan daging sapi nasional sekitar 700 ribu ton per tahun, sementara produksi 400 ribu ton sehingga ada kekurangan 300 ribu ton. Impor sebanyak itu atau setara 1,3 juta ekor sapi hingga 1,7 juta ekor sapi tersebut yang harus dipenuhi peternak.
"Saya berharap Sumut dengan antara lain Serdangbedagai bisa memberi kontribusi besar untuk pencapaian swasembada daging nasional itu," katanya. Dia menegaskan, pemerintah terus menggulirkan berbagai program untuk mengejar swasembada daging, apalagi potensi Indonesia mengembangkan ternak sangat besar.
"Penggunaan dana KUR (kredit usaha rakyat) yang lebih besar untuk disalurkan ke peternak bisa menjadi salah satu solusi untuk mencapai swasembada daging," ujar mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu
Dia mengapresiasi keberhasilan Bupati Serdang bedagai, H Soekirman dalam mengembangkan sapi dengan Program Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting maupun Sikomandan. "Keberhasilan itu menunjukkan kemauan yang kuat dan itu yang harus dibangun semua," katanya.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang diwakili Sekda Sumut, Sabrina mengakui Sumut belum surplus daging. Oleh karena itu, katanya, Sumut terus meningkatkan Program Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting yang dimulai tahun 2017 dan dilanjutkan dengan Sikomandan. Program Sikomandan di Sumut, ujar Sabrina sudah menghasilkan anak sapi dan kerbau sebanyak 117.594 ekor.