Jumat 21 Feb 2020 14:02 WIB

Kemenkeu: Sistem Keuangan RI Mampu Tangkal Tekanan Global

Indonesia telah melakukan reformasi sektor keuangan

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan ekonomi
Foto: Republika
Pertumbuhan ekonomi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberian pengetahuan tentang Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK) kini merambah dunia akademis.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (FEB Unpad) berkolaborasi dengan Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengadakan seminar dengan tema Sistem Keuangan Indonesia dan Kerangka Kebijakan Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan.

Baca Juga

Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Hadiyanto mengatakan sistem keuangan Indonesia dan pemahaman mengenai kerangka kebijakan UU PPKSK termasuk tugas dan wewenang KSSK dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.

"Pemahaman atas substansi yang terdapat dalam UU PPKSK perlu untuk terus disosialisasikan secara berkelanjutan kepada seluruh pemangku kepentingan demi efektifitas penerapan ketentuan tersebut," ujarnya dalam keterangan tulis di Jakarta, Jumat (21/2).

Menurutnya tugas dan wewenang KSSK dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Saat menghadapi krisis keuangan Asia 1997-1998 dan krisis keuangan global 2008, Indonesia telah melakukan reformasi sektor keuangan.

"Reformasi tersebut melalui penataan landasan hukum dan kelembagaan untuk memperkuat kerangka kerja pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan," jelasnya.

Dengan reformasi tersebut, pihaknya optimis sektor keuangan Indonesia cukup tangguh untuk mampu menghadapi tekanan, baik yang berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal.

Sementara Rektor Universitas Padjadjaran, Prof Rina Indiastuti menambahkan dinamika saat ini di dunia perlu terus disikapi dengan cermat oleh pemerintah. “Program pembangunan pemerintah perlu terus didorong dengan didukung oleh stabilitas sistem keuangan yang terjaga,” ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement