Sejumlah pemangku beserta masyarakat adat Kampung Cirendeu berjalan menuju lokasi longsornya sampah TPA Leuwigajah pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2020 di Leuwigajah, Kota Cimahi, Jumat (21/2). (FOTO : Abdan Syakura/REPUBLIKA)
Sejumlah warga berada di instalasi terowongan sampah pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2020 di sekitaran lokasi longsornya sampah TPA Leuwigajah, Leuwigajah, Kota Cimahi, Jumat (21/2). (FOTO : Abdan Syakura/REPUBLIKA)
Sejumlah pemangku beserta masyarakat adat Kampung Cirendeu menabur bunga di lokasi longsornya sampah TPA Leuwigajah pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2020 di Leuwigajah, Kota Cimahi, Jumat (21/2). (FOTO : Abdan Syakura/REPUBLIKA)
Seorang anak berada di instalasi terowongan sampah pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2020 di sekitaran lokasi longsornya sampah TPA Leuwigajah, Leuwigajah, Kota Cimahi, Jumat (21/2). (FOTO : Abdan Syakura/REPUBLIKA)
Sejumlah warga berada di instalasi terowongan sampah pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2020 di sekitaran lokasi longsornya sampah TPA Leuwigajah, Leuwigajah, Kota Cimahi, Jumat (21/2). (FOTO : Abdan Syakura/REPUBLIKA)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, LEUWIGAJAH -- Limabelas tahun lalu Kampung Cirendeu termasuk wilayah terdampak lokasi longsornya 'gunung sampah' TPA Leuwigajah. Saat itu tumpukan sampah setinggi puluhan meter meledak akibat kandungan gas metan yang dihasilkan tumpukan sampah.
Akibatnya tumpukan sampah longsor bergerak bak geiombang tsunami menerjang perkampungan yang ada di bawahnya. Tanggal terjadinya peristiwa itu diperingati sekarang sebagai Hari Peduli Sampah Nasional.
Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang sekaligus memperingati 15 tahun tragedi longsornya sampah di TPA Leuwigajah kali ini mengusung tema "Smara-Wiloka-Giring".
"Mengingat-Menyadarkan-Bergerak" yang bertujuan untuk sarana refleksi dan menyusun strategi bersama mengenai kondisi permasalahan sampah saat ini.
sumber : Republika
Advertisement