REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau mengungkapkan suhu panas di Padang, Sumatera Barat, disebabkan tidak adanya pertumbuhan awan. Akibatnya, suhu udara terasa lebih panas dari biasanya.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau Yudha Nugraha mengatakan saat ini suhu udara mencapai 32,4 derajat celsius di siang hari. "Suhu udara di Sumbar sebetulnya masih normal. Namun hawa panas yang dirasakan disebabkan karena tidak adanya pertumbuhan awan," kata dia saat dihubungi dari Padang, Jumat (21/2).
Menurut dia, hal itu disebabkan karena tekanan udara yang rendah menarik masa udara basah di beberapa daerah sekitarnya seperti di beberapa wilayah di Sumbar. "Sehingga suhu udara di beberapa wilayah di Sumbar terasa panas, khususnya di Padang karena tidak terdapat pertumbuhan awan," kata dia menerangkan.
Ia memperkirakan peningkatan suhu di wilayah Sumbar tersebut akan terjadi hingga tiga hari ke depan. "Mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu, kita mengimbau pada masyarakat agar selalu menjaga kesehatan dan perbanyak meminum air putih untuk menghindari dehidrasi," kata dia.
Ia mengatakan selain panas terik, kondisi cuaca di Padang juga disertai angin kencang dengan kecepatan mencapai 20 km/jam. "Hal itu di sebebkan karena pada pagi hari terdapat perbedaan tekanan antara kondisi di perbukitan dengan dataran rendah. Sehingga menyebabkan kondisi angin semakin kencang yang diperkirakan sampai tiga hari ke depan," kata dia menerangkan.
Menurut dia dampak yang ditimbulkan angin kencang di Padang adalah pohon tumbang. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat harus waspada.
Misalnya, saat akan parkir kendaraan jangan disamping pohon yang berpotensi tumbang karena bisa menimpa kendaraan. "Daerah yang sering terjadi angin kencang di Padang yaitu Belimbing, Kuranji dan beberapa daerah lainnya," kata dia.