REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pelaku penembakan di Hanau, Jerman telah mengunggah manifesto yang berisi teori konspirasi dan pandangan rasisme. Pelaku yang diidentifikasi sebagai Tobias R (43 tahun) dan warga negara Jerman, ditemukan tewas bunuh diri di rumahnya setelah melakukan serangan penembakan di dua bar shisha di Hanau.
"Dia telah mengunggah sebuah pesan melalui video dan sebuah manifesto yang berisi mengenai teori konspirasi, serta pandangan rasisme," ujar Jaksa Agung Peter Frank.
Frank mengatakan, sembilan orang yang menjadi korban tewas memiliki latar belakang imigran. Sementara, beberapa korban lainnya adalah warga negara Jerman dan orang asing yang berusia antara 21 tahun hingga 44 tahun.
Enam orang terluka dalam serangan itu. Satu di antaranya mengalami kondisi serius. Setidaknya lima orang dari korban tewas adalah warga negara Turki.
Ribuan orang berkumpul dan menyalakan lilin di sekitar 50 kota di Jerman pada Kamis malam. Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier mengatakan bahwa warga negara Jerman dan warga negara asing harus bersatu melawan rasisme.
"Kami berduka, kami bersatu untuk berkabung bersama-sama dan melawan rasisme serta kekerasan," ujar Steinmeier, setelah meletakkan karangan bunga di luar salah satu bar.
Konfederasi Komunitas Kurdistan di Jerman mengatakan, beberapa korban adalah orang Kurdi. Mereka menuduh para pemimpin politik Jerman tidak tegas dalam menentang jaringan sayap kanan dan terorisme sayap kanan.
Kanselir Jerman, Angela Merkel mengutuk serangan penembakan itu. Dia menegaskan bahwa rasisme dan kebencian adalah racun yang harus dilawan.
"Rasisme adalah racun, kebencian adalah racun dan ini ada di masyarakat," ujar Merkel.
Pada Oktober lalu, seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke sinagoga Jerman di Yom Kippur. Penembakan itu terjadi di hari paling suci Yahudi. Tembakan juga terjadi di sebuah restoran kebab di kota Halle yang menewaskan dua orang.
Pada Juni, seorang simpatisan sayap kanan dituduh menembak mati seorang politisi pro-imigran. Pekan lalu polisi menahan 12 orang yang diduga mendirikan organisasi sayap kanan dengan tujuan melakukan serangan terhadap para politisi, pencari suaka, dan Muslim.